Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait investasi dan pasar modal yang disarikan dari media dan keterbukaan informasi.
PT Indo Tambangraya Megah Tbk
Produsen batu bara ini akan membagikan dividen interim yang berasal dari laba bersih yang dibukukan pada Semester I 2016. Kirana Limpaphayom, Presiden Direktur ITMG mengatakan, rapat dewan komisaris ITMG pada 26 Oktober lalu telah memutuskan nilai dividen interim itu sebesar Rp 434,32 per saham. Berdasarkan harga saham saat ini Rp 14.875 per saham, dividen yield ITMG sekitar 3 persen.
Pada tahun lalu, ITMG membagikan dividen final sebesar US$ 63,05 juta yang dibagi menjadi dua tahap, yakni sebesar US$ 57,98 juta atau US$ 0,05 per saham, dan US$ 5 juta atau US$ 0,005 per saham.
Rencananya, cum dividend di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 7 November mendatang, ex dividend di kedua pasar itu pada 8 November. Lalu, cum dividend di pasar tunai pada 10 November dan ex dividend di pasar tunai pada 11 November. Tanggal pembayaran dividen ditetapkan 24 November mendatang.
PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
Produsen batu bara ini melunasi pinjaman perbankan sebesar US$ 109 juta dalam periode sembilan bulan pertama tahun ini. Hal itu membuat utang bersih perseroan berkurang 43 persen year on year (yoy) menjadi US$ 511 juta.
Hingga saat ini, ADRO masih memiliki fasilitas pinjaman sebesar US$ 80 juta yang belum digunakan. Sehingga, total akses likuiditas ADRO mencapai US$ 1 miliar, termasuk dana kas senilai US$ 964 juta.
"Jadwal pembayaran utang masih berada di level terkendali, sekitar US$ 270 juta per tahun," ujar Garibaldi Thohir, Direktur Utama ADRO.
PT Sido Muncul Tbk (SIDO)
Penjualan Sido Muncul pada Januari-September tahun 2016 tumbuh 4,6 persen sebesar Rp 1,8 triliun, dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,6 triliun. Sementara itu, laba bersih emiten pada periode sembilan bulan naik 8 persen menjadi Rp 352 miliar, dari Rp 326 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur Sido Muncul, Sofjan Hidayat bilang, di saat perusahaan-perusahaan lainnya kesulitan dan mengalami kerugian, kami tetap positifdan berharap pertumbuhan terus meningkat. Perseroan tetap mempertahankan pasar dalam negeri.
Dijelaskannya, strategi ini diambil sebab peluang pasar dalam negeri masih sangat besar. Untuk menggarap pasar dalam negeri ini SIDO akan memunculkan produk-produk baru serta terus mengampanyekan sistem penjualan baru yang telah diluncurkan yakni, Café Jamu.
PT Ciputra Surya Tbk (CTRS)
Emiten properti Grup Ciputra ini membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,43 triliun hingga September 2016 turun dibandingkan Rp1,44 triliun periode sama tahun sebelumnya.
Beban pokok naik jadi Rp789,43 miliar dari beban pokok tahun sebelumnya yang Rp690,96 miliar dan laba kotor turun jadi Rp646,77 miliar dari laba kotor tahun sebelumnya Rp750,42 miliar.
Berdasarkan aporan keuangan perseroan Selasa, 1 November 2016 menyebutkan laba periode berjalan yang dapat didistribusi kepada pemilik entitas induk turun menjadi Rp305,74 miliar dari laba periode hingga September 2015 yang Rp460,92 miliar. Sementara total aset per September 2016 mencapai Rp7,28 triliun naik dari total aset per Desember 2015 yang Rp6,98 triliun.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA)
Maskapai penerbangan milik negara ini mencatatkan rugi bersih pada periode Januari-September 2016 sebesar $43,6 juta, dibandingkan periode serupa tahun lalu yang meraup laba $51,4 juta. Kerugian bersih ini disebabkan oleh perluasan ekspansi bisnisnya dengan terus membuka rute penerbangan baru.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Arif Wibowo mengatakan, tahun ini menjadi tahun yang terberat bagi Garuda Indonesia karena belum mampu terlepas dari rugi di kuartal ketiga tahun ini. “Rugi yang didapat perseroan disebabkan turunnya pendapatan penerbangan tidak berjadwal selama sembilan bulan pertama tahun ini sekitar 17,7 persen,”ujarnya.
Kendati demikian, Garuda mampu menorehkan pertumbuhan pendapatan usaha sekitar 0,7 persen atau menjadi $2,865 miliar per akhir September 2016 dari $2,845 miliar pada periode serupa tahun lalu. Dijelaskannya, peningkatan pendapatan usaha ini ditopang oleh naiknya pendapatan penerbangan berjadwal sekitar 1,7 persen atau menjadi $2,447 miliar, anak perusahaan meningkat 4,1 persen atau menjadi $272,5 miliar dan kargo menguat 12,9 persen.