Bareksa.com - Peringatan Unusual Market Activity (UMA) di saham PT Bakrie Resources Minerals Tbk (BRMS) ternyata tidak menurunkan atraktivitas dari pergerakan saham grup Bakrie. Empat dari lima saham teraktif dari sisi volume pada perdagangan sesi pertama hari ini masih berasal dari grup Bakrie yakni saham BUMI, BRMS, DEWA dan ENRG. Namun ada hal yang perlu dicermati oleh investor yakni kencenderungan penjualan saham grup Bakrie mulai meningkat.
Hingga perdagangan sesi pertama hari ini, 28 Oktober 2016, antrian posisi beli (bid) untuk saham-saham grup Bakrie jauh lebih sedikit dibandingkan dengan antrian posisi jual (offer).
Saham BUMI yang merupakan saham teraktif hari ini, jumlah antrian posisi offer mencapai 4,5 juta lot, sedangkan jumlah antrian posisi bid-nya hanya 1,7 juta lot. Pada periode ini saham BUMI telah terkoreksi 1,06 persen menjadi Rp187 per saham.
Senada dengan BUMI, Jumlah antrian posisi offer di saham BRMS mencapai 4,9 juta lot dengan jumlah antrian posisi bid hanya 1,2 juta lot. Saham BRMS pun merosot hingga 6 persen ke angka Rp78 per saham dari sebelumnya 83 per saham.
Saham grup bakrie yang dalam sesi pertama ini masih menguat hanya saham DEWA yang naik 7,69 persen menjadi Rp56 per saham. Tetapi antrian posisi offer di saham dewa mencapai 4,1 juta lot sedangkan jumlah bid-nya mencapai 2,5 juta lot.
Antrean jual di saham emiten Bakrie lainnya yakni ENRG juga menggunung. Jumlah antrian posisi offer di saham ENRG mencapai 17,7 juta lot sedangkan jumlah bid-nya hanya 1,2 juta lot.
Sementara dari sisi nilai penjualan, saham BUMI masuk posisi dua terbesar penjualan terbesar investor asing. Terpantau transaksi penjualan bersih investor asing di sesi pertama ini pada saham BUMI mencapai Rp11,58 miliar.
***
Saham-saham grup Bakrie terpantau mulai menguat dalam beberapa hari terakhir ini setelah penguatan saham-saham lain di sektor pertambangan sejak awal Oktober tahun ini. Tetapi dari sisi fundamental, belum ada perubahan yang berarti dalam kinerja keuangan grup Bakrie. Manajemen pun masih berkutat dengan permintaan restrukturisasi hutang.
Jika diperhatikan dari seluruh saham grup Bakrie, kenaikan terbesar juga memang hanya saham yang terkait dengan sektor pertambangan yakni BUMI dan BRMS. Oleh karena itu ada kemungkinan kenaikan harga saham grup Bakrie hanya terpengaruh pergerakan sektor tambang dan energi secara keseluruhan.
Otoritas Bursa Efek Indonesia pun sedang mengawasi aktivitas perdagangan saham-saham grup Bakrie. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Anggota Bursa, Hamdi Hassyarbaini kepada media mengungkapkan akan memeriksa pihak-pihak yang terkait jika saham-saham grup Bakrie kembali bergerak dengan tidak wajar. (np)
(Selengkapnya baca: Nostalgia Tahun 2009, Saham Bakrie Teraktif di Bursa)
Grafik: Pergerakan Indeks Saham Sektoral
Grafik: Pergerakan Saham Grup Bakrie di Sektor Tambang & Energi
Sumber: Bareksa.com