Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia kembali menghentikan sementara (suspen) perdagangan saham milik emiten perkapalan PT Trada Maritime Tbk (TRAM). Hal ini dilakukan bursa karena terjadi peningkatan harga kumulatif saham TRAM yang signifikan.
Dalam pengumuman bertanggal Kamis 27 Oktober 2016, Kepala Divisi Pengasawan Transaksi, Irvan Susandy, mengatakan bahwa bursa merasa perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham TRAM. Suspen dilakukan bursa di pasar reguler dan tunai sejak perdagangan tanggal 27 Oktober hingga pengumuman lebih lanjut dari bursa.
Bursa mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan.
Grafik Pergerakan Saham TRAM
Sumber: Bareksa.com
Saham TRAM melonjak tajam pada perdagangan kemarin (Rabu, 26 Oktober 2016) menjadi Rp130 per lembar, atau naik 34,02 persen dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bahkan, antrean beli harga saham TRAM kemarin terpaksa mengalami penolakan otomatis (auto rejection) karena melampaui batas persentase peningkatan harian terbesar.
Saham yang sempat masuk ke dalam klub gocap ini bangkit sejak tanggal 7 Oktober 2016. Selama tiga pekan terakhir ini, harga saham TRAM sudah melonjak 260 persen, atau hampir tiga kali lipat dari Rp50, level terendah dalam perdagangan di pasar reguler Bursa.
Suspensi kali ini juga merupakan yang kedua yang dialami TRAM semenjak sahamnya naik signifikan dalam sebulan. Sebelumnya, bursa juga telah menjatuhkan suspen pada tanggal 11 Oktober 2016. Namun bursa kembali membuka suspen pada tanggal 12 Oktober 2016. (selengkapnya baca: Terlampau Panas, Bursa Suspen Saham TRAM dan CANI)
Terlepas dari naiknya harga saham di Bursa, kinerja perusahaan perkapalan ini masih dihantui awan gelap. Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2016, pendapatan usaha untuk enam bulan pertama tahun ini turun 14,79 persen menjadi US$14,34 juta dibandingkan perolehan pada periode sama tahun lalu. Meski demikian, TRAM dapat membukukan laba usaha US$1,93 juta, membalikkan rugi usaha US$57,94 juta sebelumnya.
TRAM, melalui anak usahanya Trada Samudera Bangsa Pte. Ltd, juga mengalami gagal bayar untuk utang dari Bank Mandiri. Per 30 Juni 2016, saldo terutang dari pinjaman ini sebesar US$13,13 juta yang dijamin dengan hipotek atas kapal yang dibeli, fidusia, asuransi, piutang usaha dan corporate guarantee.