SRIL Cetak Laba Bersih Naik 16,42%

Bareksa • 25 Oct 2016

an image
Buruh memproduksi tekstil di Pabrik Sritex, Sukoarjo (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Naiknya laba bersih SRIL didukung oleh naiknya pendapatan utama menjadi $498,70 juta.

Bareksa.com - Emiten pemasok baju militer PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex pada kuartal ketiga membukukan pertumbuhan laba bersih. Meskipun demikian lembaga pemeringkat asing menurunkan rating emiten tekstil ini dengan alasan beban pendanaan yang besar untuk kebutuhan ekspansi.

Laba bersih Sritex tumbuh 16,42 persen menjadi $44,98 juta sepanjang Januari-September 2016 dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar $38,30 juta. Naiknya laba bersih Sritex didukung oleh naiknya pendapatan utama menjadi $498,70 juta dari sebelumnya $465,92 juta. Dengan kata lain pendapatan Sritex naik 7,04 persen.

Pendapatan perseroan paling besar berasal dari bisnis permintalan yang berkontribusi sebesar $200,35 juta. Walaupun demikian, kontribusi ini lebih rendah daripada periode yang sama tahun lalu sebesar $208,04 juta. 

Selain itu pendapatan juga ditopang oleh penghasilan dari finishing kain sebesar $120,12 juta yang naik dari periode sama tahun sebelumnya sebesar $111,18 juta. Kontribusi dari sektor konveksi juga mengalami peningkatan menjadi $121,58 juta dari sebelumnya $80,52 juta. Sementara itu lini pertenunan mengalami penurunan dengan hanya menyumbang $56,65 juta dari sebelumnya $75,53 juta. 

Beban pokok perusahaan pada kuartal ketiga juga mengalami kenaikan menjadi $394,47 juta dari $369,07 juta. Beban keuangan mengalami kenaikan menjadi $27,60 juta dari $25,76 juta. Namun beban usaha dan lainnya mengalami penurunan menjadi $24,63 juta dari $27,58 juta. 

Aset perusahaan yang menjadi supplier untuk merk pakaian Hugo Boss, Uniqlo, H&M, dan Erika ini naik tipis jika dibandingkan 2015. Aset perseroan naik menjadi $861,89 juta per September 2016 dari $783,35 juta setahun sebelumnya.

Utang perseroan mengalami penurunan menjadi $554,53 juta dari tahun sebelumnya sebesar $506,61 juta. Walaupun demikian, rugi selisih kurs SRIL turun drastis menjadi hanya $405 ribu dari sebelumnya $3,5 juta atau turun hingga 88,5 persen.

Peringkat Kredit

Sementara itu, lembaga pemeringkat asing Standard and Poor's menurunkan rating kredit jangka panjang PT Sri Rejeki Isman Tbk menjadi B+ dari BB- dengan outlook stabil.

Eric Nietsch, analis S&P Singapura dalam keterangannya, mengatakan pihaknya juga menurunkan peringkat surat utang global jangka panjang yang diterbitkan oleh Golden Legacy Pte. Ltd. dan digaransi oleh Sritex menjadi B+ dari BB-.

S&P kemudian menarik seluruh peringkat itu sesuai dengan permintaan emiten. Penurunan peringkat Sritex lantaran S&P yakin utang untuk mendanai ekspansi anak usaha, PT Rayon Utama Makmur, meningkatkan risiko pada Sritex di tengah lonjakan konsolidasi operasional.

Dia menjelaskan, Sritex bakal menggunakan produk rayon dari RUM. RUM memang tengah membangun pabrik dengan kapasitas tahunan 80.000 ton dan diproyeksi rampung pada akhir tahun ini. (hm)