Bareksa.com- Tiga emiten properti Grup Ciputra menargetkan proses penggabungan Ciputra Surya Tbk (CTRS) dan PT Ciputra Properti Tbk (CTRP) ke dalam entitas PT Ciputra Development Tbk (CTRA) bisa rampung pada akhir Desember 2016 mendatang. Manajemen akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan pemegang saham terkait rencana penggabungan atau merger pada 2 Desember 2016 mendatang.
Bila tak ada aral melintang, akta penggabungan akan diteken pada 23 Desember 2016. Dalam rencana penggabungan, CTRA akan menjadi pihak yang menerima penggabungan. CTRA saat ini memiliki saham CTRS sebanyak 62,66 persen dan saham CTRP sebanyak 56,30 persen.
Menurut prospektus yang dikeluarkan perusahaan, rasio konversi saham CTRS sebesar 2,13 kali sedangkan saham CTRP sebesar 0,54 kali dari saham CTRA. Berarti 100 lembar saham CTRS menjadi 213 lembar saham CTRA sedangkan 100 lembar saham CTRP menjadi 54 lembar saham CTRA.
Dengan asumsi harga CTRA tetap seperti penutupan kemarin Rp1.560, maka secara teori harga CTRS menjadi Rp 3,323 (Rp1.560 x 2,13 kali) nilai tersebut 11,14 persen lebih tinggi jika dibandingkan harga saham CTRA sebelumnya berada di level Rp2.990.
Sementara itu, valuasi premium harga saham CTRP menjadi Rp842 (Rp1.560 x 0,54 kali), nilai tersebut lebih tinggi 20,3 persen jika dibandingkan harga saham CTRP sebelumnya, yang berada di level Rp700.
Tabel: Potensi Peningkatan Harga Saham CTRS dan CTRP
Sumber: Prospektus, diolah Bareksa.com
Namun perlu diingat bahwa rencana penggabungan ini masih harus disetujui pemegang saham CTRS dan CTRP.
Reaksi Pasar
Setelah rencana tersebut dicetuskan dalam keterbukaan informasi hari ini, harga saham CTRP terkena dampak positif dan melonjak 12,9 persen menjadi Rp790, sedangkan harga saham CTRS naik sebesar 5 persen menjadi Rp3.140.
Adapun harga saham CTRA tidak mengalami kenaikan, sehingga tetap berada di level Rp1.560.
Grafik: Pergerakan Harga Saham Grup Ciputra Secara Intraday
Sumber: Bareksa.com
CTRA, sebagai induk utama konglomerasi properti ini memegang porsi saham CTRS sebesar 62,6 persen dan saham CTRP sebesar 56,25 persen.
Rencana penggabungan entitas usaha ini pun akan berdampak pada semakin besarnya jumlah saham CTRA yang beredar di publik, sehingga dapat mendorong likuiditas pasar. Saat ini, porsi kepemilikan masyarakat (di bawah 5 persen) di saham CTRA sebanyak 61,6 persen.
Riset Deutsche Bank Indonesia yang dibagikan kepada nasabah memperkirakan porsi saham CTRA yang beredar di pasar bisa bertambah 20 persen, dan kapitalisasi pasarnya bisa naik 10 persen.
"Memperkuat CTRA sebagai salah satu pengembang properti terbesar yang tercatat di Bursa, selain BSDE dan PWON," tulis riset tersebut.
Data bursa mencatat kapitalisasi pasar (market cap) CTRA per 24 Oktober sebesar Rp24,2 triliun. Pada saat yang sama, market cap CTRS senilai Rp6,38 triliun dan CTRP senilai Rp4,99 triliun. (hm)