Bareksa.com – Meski tak setinggi pencapaian kuartal dua, laba bersih PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) tetap tumbuh dua digit. Selama periode Januari-September, produsen rokok ini menghasilkan laba Rp9,08 triliun atau naik 19,63 persen dari periode sama tahun lalu Rp7,59 triliun.
Pada kuartal dua, laba HM Sampoerna naik lebih tinggi dengan pertumbuhan 22,75 persen. Sementara pertumbuhan laba pada kuartal satu hanya naik 7,96 persen.
Kembali pada kinerja hingga September, Presiden Direktur HM Sampoerna Paul Janelle menjelaskan, kinerja HM Sampoerna didorong oleh segmen sigaret kretek mesin full-flavor. Hal ini pun mendorong pangsa pasar Sampoerna naik 0,4 persen menjadi 34,5 persen.
“Sampoerna tetap mempertahankan kepemimpinannya di semua segmen, dengan pangsa pasar mencapai 30,1 persen di segmen sigaret kretek mesin, 38,2 persen di segmen sigaret kretek tangan, dan 79 persen di segmen sigaret putih mesin,” ujar Paul dalam keterangannya, Senin, 24 Oktober 2016.
Beberapa produk andalan HM Sampoerna antara lain A Mild, Dji Sam Soe, dan Marlboro. Melalui merek-merek itu, Paul yakin pihaknya akan melanjutkan keberhasilannya meski dalam kondisi industri yang mengalami situasi sulit.
Tabel: Pertumbuhan Laba PT HM Sampoerna Tbk 2015-2016
Sumber: Laporan keuangan perseroan
Paul pun mencermati antisipasi penurunan volume industri hasil tembakau secara keseluruhan sebesar 1 sampai 2 persen di tahun 2016, yang terutama diakibatkan oleh kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar 15 persen. Industri ini diperkirakan masih akan terus mengalami tekanan sehubungan dengan kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar kira-kira 10 persen yang berlaku rata atas seluruh pelaku industri mulai tanggal 1 Januari 2017.
Beban ini diperkirakan akan mengakibatkan kinerja segmen sigaret kretek tangan terus menurun, seiring dengan peralihan preferensi perokok dewasa dari produk kretek tangan ke kretek mesin. Pada kuartal ke-3 tahun 2016, pangsa pasar Sampoerna di segmen sigaret kretek tangan mengalami penurunan sebanyak 0,8 persen dari periode yang sama di tahun 2015 menjadi 6,6 persen.
“Sampoerna memiliki komitmen terhadap segmen sigaret kretek tangan, dan untuk itu, kami melakukan sejumlah upaya untuk menahan laju penurunan di segmen ini, termasuk melakukan inovasi untuk meningkatkan mutu merek Dji Sam Soe dan Sampoerna Kretek, menawarkan harga yang bersaing untuk produk sigaret kretek tangan kami, serta berinvestasi pada merek melalui dukungan pemasaran dan penjualan,” tegas Paul.
Meski kinerja portofolio sigaret kretek tangan relatif stagnan, Sampoerna mampu terus menjaga momentum positif dalam segmen sigaret kretek mesin full-flavor, terutama setelah ekspansi geografis yang dijalankan Perusahaan untuk merek U Bold pada tahun 2016. Perusahaan juga memperkuat portofolio sigaret kretek mesin full-flavor dengan meluncurkan Marlboro Filter Black di 25 kota di Indonesia pada bulan September.
“Perokok dewasa di Indonesia menghargai kretek sebagai produk asli Indonesia. Mereka juga mengakui Marlboro sebagai merek internasional. Dengan peluncuran Marlboro Filter Black, kini perokok dewasa di Indonesia dapat menikmati perpaduan terbaik dari dua hal tersebut. Meskipun saat ini proses peluncuran masih berada di tahap awal, sejauh ini kami telah melihat hasil yang menggembirakan. Kami yakin bahwa produk terbaru kami ini akan menciptakan standar bagi segmen sigaret kretek mesin full-flavor,” tutup Paul. (hm)