Rekam Jejak Hongkong Land di Properti Indonesia

Bareksa • 14 Oct 2016

an image
Head Of Estate Management Nava Park Thia Chiong Hua (kiri) bersama Head Of MKTE Setia Iskandar (kedua kiri), Project Director Harjanto Widjaja (ketiga kiri), Staff NKE Adi Widodo (kedua kanan) dan Head OOf Planning Construction Richard Oh Kang Kuang melakukan Toping Off tower hunian Nava Park, kerja sama Sinar Mas dan Hongkong Land di Tangerang.

Hongkong Land pernah bekerja sama dengan sejumlah pengembang di Indonesia, termasuk BSDE

Bareksa.com -  Konstelasi bisnis properti di Indonesia semakin ramai, seiring dengan terjadinya kolaborasi antara sejumlah pengembang dari dalam dan investor luar negeri. Kerja sama yang baru saja terwujud adalah antara pembentukan perusahaan patungan antara PT Astra Land Indonesia dan PT Mitra Sindo Makmur untuk mengakuisisi dan mengembangkan lahan di daerah Cakung, Jakarta Timur senilai Rp3,4 triliun.

Penandatanganan perjanjian pembentukan perusahaan patungan (joint venture) tersebut terjadi pada Rabu, 12 Oktober 2016. Sebagai informasi, Astra Land Indonesia adalah patungan 50:50 antara PT Astra International Tbk (ASII) dan Hongkong Land Group Limited sedangkan Mitra Sindo Makmur merupakan anak perusahaan PT Modernland Realty Tbk (MDLN).

Adapun target akuisisi dari perusahaan patungan yang belum dinamai tersebut adalah mengakuisisi proyek perumahan skala kota (township) seluas 70 hektare di Jakarta Timur bernama Jakarta Garden City. Proyek ini sebelumnya berada di bawah pengembangan Modernland sendiri.

Seperti sudah banyak diketahui, Astra dan Modernland yang terlibat dalam kerja sama ini adalah emiten properti lokal yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Lantas, siapakah Hongkong Land?

Hongkong Land adalah salah satu perusahaan properti terkemuka di Asia, dengan nilai aset sekitar US$32 miliar (Rp415 triliun) per akhir 2015 atau sekitar dua kali lipat nilai harta Astra International yakni Rp245 triliun.

Wilayah operasional utama kelompok usaha tersebut berada di Hong Kong, dengan areal kelolaan komersial seluas 450.000 meter persegi (45 hektare) yang menjadi pusat distrik bisnis. Di Singapura, perusahaan tersebut telah mengembangkan sebuah pusat bisnis di kawasan Marina Bay.

Sejumlah proyek Hongkong Land di negara Asia lainnya selalu menjadi market leader baik dari segi keuangan, bisnis dan retail mewah. Di teritori khusus bekas jajahan Inggris yang menjadi bagian dari China ini, sebagian besar dari kawasan bisnis terkemuka dimiliki oleh kelompok usaha ini. Hongkong Land juga mengembangkan sejumlah properti kelas atas di berbagai negara, terutama di China dan Singapura.

Sementara itu di Indonesia Hongkong Land memiliki sejumlah kerja sama dengan pengembang lokal dan membangun sejumlah perkantoran, perumahan dan apartemen.

Tabel: Kepemilikan Hongkong Land Dalam Sejumlah Proyek di Indonesia

*Jakarta Garden City (kepemilikan tidak langsung)

Sumber: Bareksa.com

Pertama kali masuk Indonesiaa, Hongkong Land menggandeng perusahaan lokal PT Central Cipta Murdaya (CCM) pada tahun 1970-an dan membuat perusahaan patungan bernama Jakarta Land. Di Jakarta Land posi kepemilikan Hongkong Land mencapai 50 persen. Proyek pembangunan pertama yang digarap adalah gedung Wisma Metropolitan yang sekarang lebih dikenal dengan nama kompleks WTC di kawasan Sudirman, Jakarta.

Setelah itu pada 29 Oktober 2012, Hongkong Land menandatangani kerjasama (joint venture) dengan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) -- anak usaha PT Sinar Mas Land -- untuk mengembangkan sebuah proyek perumahan di kawasan  BSD City bernama Nava Park, yang akan menjadi salah satu kawasan residensial terkemuka di kota mandiri tersebut..

Proyek yang juga termasuk kawasan komersial tersebut dibangun di atas lahan seluas 67 hektare. Pembangunan proyek yang 49 persen sahamnya dipegang Hongkong Land itu mengeluarkan investasi sebesar Rp2,6 triliun. Menurut laporan keuangan semester pertama 2016 Hongkong Land, Nava Park menyediakan 426 unit, yang 72 persennya telah laku terjual.

Sementara itu, menurut riset yang dikeluarkan Mandiri Sekuritas kepada nasabah, tercatat bahwa pada tahun 2015 penjualan Nava Park telah mencapai Rp561 miliar dan pada tahun 2016 ditargetkan akan mencapai Rp400 miliar.

Pada proyek yang lain, Hongkong Land  dan Astra International membangun Anandamaya Residence yang dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektare. Anandamaya merupakan proyek hasil joint venture yang dibentuk Desember 2014, dengan komposisi masing-masing 60 persen Hongkong Land dan Astra 40 persen.

Proyek yang dibangun perusahaan gabungan ini terdiri dari gedung perkantoran setinggi 47 lantai dan tiga menara apartemen mewah yang berlokasi di kawasan Jalan Jendral Sudirman Jakarta Pusat dengan investasi mencapai Rp7 triliun.

Di dalam proyek properti terintegrasi ini nanti dibangun Menara Astra dengan total 70.000 meter persegi (70 hektare), ditambah lagi dengan ruang ritel dan Convention Hall dengan kapasitas 1.000 orang. Gedung perkantoran ini memiliki konsep green building dengan sistem sewa dan sebagian lagi direncanakan untuk perkantoran dari usaha Grup Astra.

Sedangkan apartemen Anandamaya terdiri dari tiga menara dengan total 509 unit apartemen, dengan 91 persen di antaranya telah laku terjual padahal premium tower ini dibanderol Rp68-Rp100 juta per meter persegi. (hm)