Bareksa.com – PT Modernland Realty Tbk (MDLN) melalui anak usahanya, PT Mitra Sindo Makmur, sudah mengumumkan pembentukan perusahaan patungan dengan kepemilikan 50:50 (joint venture/JV) dengan Astra dan Hongkong Land Ltd. Meskipun hal ini dianggap berita yang positif mengingat rekam jejak Hongkong Land di properti dan eksistensi Astra di pasar domestik, harga saham perusahaan properti yang dulunya dimiliki keluarga Samadikun Hartono ini malah terkoreksi.
Bagaimana analisis dan valuasinya? Berikut penjabaran Bareksa.
Baca juga: Astra-Hongkong Land Resmi Bentuk JV Bersama Anak Usaha Modernland
Hingga penutupan perdagangan hari ini Kamis 13 Oktober 2016, harga saham MDLN telah terkoreksi 5,61 persen menjadi Rp404. Wajar saja, selama lima hari berturut-turut sebelumnya harga saham MDLN tiap hari membukukan kenaikan. Sementara itu, sejak awal tahun, saham MDLN masih mencatatkan kinerja negatif, yaitu turun 13 persen seiring dengan kinerja keuangan sepanjang 2016 yang kurang memuaskan.
Grafik: Pergerakan Harga Saham Intraday MDLN 13 Oktober 2016
Sumber: Bareksa.com
Menilik laporan keuangan pada kuartal kedua 2016, MDLN membukukan pendapatan sebesar Rp1,1 triliun atau turun 18 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,35 triliun. Demikian pula dengan laba bersih yang tercatat Rp26 miliar atau anjlok 88 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Estimasi Bloomberg mencatat pendapatan MDLN akan meningkat 4 persen menjadi Rp3 triliun, tetapi laba bersih diperkirakan mengalami penurunan menjadi Rp728 miliar atau turun 17 persen. Minimnya proyek baru yang dirilis membuat kinerja keuangan MDLN juga tertekan.
Grafik: Kinerja Keuangan MDLN 2011 - 2016 (Rp miliar)
*estimasi Bloomberg; Sumber: Bloomberg, Bareksa.com
Berdasarkan laporan riset Mandiri Sekuritas yang dikirimkan ke nasabah pada 13 Oktober 2016, proyek JV ini terbilang positif karena dapat meningkatkan marketing sales. Selain itu aksi ini dapat menguntungkan MDLN karena kas dari transaksi tersebut dapat menurunkan rasio utang terhadap modal setelah dikurangi kas (net gearing) dari 69 persen pada semester pertama 2016 menjadi 57 persen pada akhir 2016. Mansek merekomendasikan untuk 'beli' saham MDLN dengan target harga Rp470.
Valuasi Saham
Dengan menggunakan rasio harga (price earnings ratio/PER) selama dua belas bulan terakhir (trailing twelve month), saat ini saham MDLN ditransaksikan pada PER 7,5 kali. Angka ini lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata PER historis MDLN selama lima tahun terakhir yang sebesar 8,9 kali. Semakin tinggi nilai PER, maka semakin mahal harga saham, demikian sebaliknya.
Berdasarkan data Bloomberg, empat analis merekomendasikan ‘beli’ saham MDLN dengan rata-rata target harga rekomendasi Rp543,75 per lembar. Artinya, terdapat potensi kenaikan 35 persen jika dibandingkan dengan harga saham saat ini yang berada di level Rp404 per saham. (hm)
Grafik: Rasio PE Saham MDLN Sejak 2011
Sumber: Bloomberg