Bareksa.com - Harga saham perusahaan perkapalan PT Trada Maritime Tbk (TRAM) kembali melonjak signifikan pada perdagangan hari ini (Senin, 10 Oktober 2016), melanjutkan kenaikan sejak Jumat lalu, (7 Oktober 2016).
Hingga pukul 11.20 WIB, harga saham TRAM melonjak ke level Rp90 per lembar saham atau meningkat 34 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp67 per lembar. Jika diperhitungkan sejak Jumat lalu, harga saham TRAM telah naik 80 persen dari sebelumnya yang sempat mati suri di level Rp50 per saham.
Dalam layar perdagangan, terpantau antrean beli sebanyak 275 ribu lot tetapi tidak ada antrean jual karena sudah melebihi batas persentase peningkatan tertinggi harian dan langsung terkena penolakan otomatis (auto rejection).
Nilai transaksi perdagangan saham TRAM hari ini menyentuh Rp69,4miliar dimana sebanyak 8,5 juta lot berpindah tangan, menjadikannya sebagai saham paling aktif kedua yang diperdagangkan di Bursa hari ini berdasarkan volume (lembar saham).
Menariknya, Valbury Asia Securities (CP) menjadi broker pembeli bersih terbesar pertama saham TRAM sejak Jumat lalu. Jika diakumulasikan, CP telah memborong lebih dari 3,1 juta lot dengan rincian transaksi beli bersih siang hari ini senilai Rp14,1 miliar untuk 1,6 juta lot saham. Sementara pada hari sebelumnya CP memborong 1,5 juta lot saham senilai Rp10 miliar.
Broker pembeli TRAM terbanyak hingga siang hari ini adalah adalah Mega Capital (CD) dengan nilai net buy Rp494 juta, sebanyak 62 ribu lot saham TRAM. Rata-rata pembelian TRAM yang dilakukan oleh CD senilai Rp79,4 per saham.
Grafik: Pergerakan Harga Saham TRAM Intraday
Sumber: Bareksa.com
Terlepas dari ramainya perdagangan saham di Bursa hari ini, kinerja perusahaan masih membukukan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$1,21 juta pada Januari hingga Juni 2016, menyusut signifikan dibandingkan rugi US$54,9 sebelumnya.
Perseroan mengakui bahwa usaha di industri pelayaran internasional saat ini sedang lesu sehingga tarif sewa kapal menurun. Lebih lanjut, kegiatan usaha TRAM dan entitas anak juga terpengaruh peristiwa kebakaran kapal FSO Lentera Bangsa yang modifikasinya dibiayai oleh utang bank.