Bareksa.com – Setelah lewat enam bulan dari masa tenggat penyampaian laporan keuangan tahunan, perusahaan tambang milik Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akhirnya merilis laporan keuangan tahun 2015 dan triwulan pertama 2016. Setelah memenuhi kewajibannya, perdagangan saham BUMI pun hari ini kembali dibuka dengan mencatat peningkatan harga saham hingga 13 persen.
Selang sehari setelah kinerja keuangan 2015 diumumkan, BUMI merilis laporan keuangan kuartal pertama tahun 2016. Pendapatan yang diperoleh selama triwulan pertama sebesar US$6,5 juta yang berasal dari penjualan batu bara dan management fee dari entitas anak seperti PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia dan lainnya.
Yang menarik, pada periode yang berakhir Maret 2016 ini BUMI membukukan keuntungan sebesar US$40,4 juta yang utamanya berasal dari pendapatan lain-lain. Akun ini berasal dari restrukturisasi utang sehubungan dengan penjualan kepemilikan 24 persen di Newmont Nusa Tenggara setelah dikurangi beban di bawah US$1 juta. Padahal di akhir tahun lalu, rugi neto BUMI melonjak hingga 5x lipat menjadi US$2,18 miliar dari US$448 juta di tahun 2014.
Baca juga: Rugi BUMI Membengkak 5 Kali Lipat Pada 2015
Dari segi neraca, liabilitas BUMI meningkat menjadi US$6,48 miliar per Maret 2016 dibandingkan akhir tahun 2015 sebesar US$6,30 miliar. Selain itu, BUMI juga masih mengalami kekurangan modal (defisiensi) sebesar US$2,86 miliar.
Grafik: Laba/Rugi Neto BUMI Periode 2011 - 2016 (US$ juta)
Sumber: IDX, Bareksa.com
Setelah menyelesaikan kewajiban penyampaian infomasi laporan dan sanksi dari regulator, status penghentian sementara (suspensi) untuk saham BUMI di pasar reguler kembali dibuka oleh Bursa mulai sesi kedua perdagangan 5 Oktober 2016. BUMI telah disuspensi sejak 30 Juni 2016.
Harga saham BUMI pun seketika melonjak pada perdagangan sesi kedua dan mencapai titik tertingginya di level Rp81. Hingga akhir perdagangan, saham BUMI ditutup naik 13,24 persen ke harga Rp77. Padahal sejak awal 2016, saham BUMI enggan beranjak dari level Rp50, batas terendah untuk harga saham di pasar reguler.
Grafik: Pergerakan Saham BUMI Secara Intraday
Sumber: Bareksa.com