Bareksa.com - Tahun ini, Kementerian BUMN menargetkan akan menyelesaikan pembentukan enam holding yaitu pertambangan, minyak dan gas, pangan, perbankan dan jasa keuangan, jalan tol dan konstruksi, serta perumahan.
Pembentukan holding pertambangan diperkirakan akan memberi angin segar ditengah lesunya sektor pertambangan global dipicu harga komoditas tambang dan perlambatan ekonomi.
Indikasi melemahnya sektor pertambangan pun semakin kuat tercermin dari meningkatnya kredit macet (non performing loan/ NPL). Per bulan Juli 2016, NPL sektor tambang tercatat di 6,8 persen atau meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di samping itu, pengelolaan dan pemanfaatan hasil tambang dalam negeri relatif belum optimal sehingga nilai tambah komoditi tambang masih rendah. Oleh karena itu, konsolidasi BUMN tambang mineral dirasa perlu oleh sebagai penggerak sektor tambang domestik untuk mendongkrak leverage demi meningkatkan nilai tambah.
Empat BUMN yang bergerak di sektor ini yaitu Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS) dan Inalum akan berkonsolidasi - disebut Indonesia Resource Corporation - dimana Inalum akan menjadi induk perusahaan.
Pembentukan holding diperkirakan akan meningkatkan aset melalui bertambahnya leverage yang dapat meningkatkan kapasitas pendanaan perusahaan. Terbentuknya holding juga dapat menurunkan biaya dana (cost of fund) dan efisiensi operasional.