Kisaran Harga Tebus Rights Issue di Bawah Pasar, Saham WIKA Anjlok 4%

Bareksa • 23 Sep 2016

an image
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kiri) dan Menteri BUMN Rini M Soemarrno (tengah) saling bertumpu tangan dengan (dari ki-ka) Direktur Utama Wijaya Karya (WIKA) Bintang Perbowo, Direktur Pengelolaan Pertamina Rachmad Hardadi dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto saat penandatanganan MoU Pertamina dan WIKA di Jakarta. ANTARA FOTO/Teresia M

Macquarie Capital Securities Indonesia (RX) mencatat jual bersih WIKA Rp15,1 miliar

Bareksa.com - Harga saham perusahaan konstruksi pelat merah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) merosot pada perdagangan hari ini 23 September 2016. Penurunan signifikan tersebut seiring dengan pengumuman kisaran harga tebus dalam penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) yang di bawah harga pasar.

Sejak pembukaan perdagangan hari ini, saham WIKA diperjualbelikan dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga penutupan kemarin. Harga saham WIKA turun 4,38 persen menjadi Rp2.620 pada pukul 14:44 WIB hari ini, dibandingkan penutupan hari kemarin di Rp2.740. Bahkan, saham WIKA sempat mencapai level terendah di intraday di Rp2.600. Sebanyak 228.210 lot saham WIKA berpindah tangan dengan total nilai transaksi Rp60,4 miliar.

Berdasarkan pantauan Bareksa, broker terbesar yang melakukan penjualan bersih saham WIKA adalah Macquarie Capital Securities Indonesia (RX) dengan nilai net sell Rp15,1 miliar. RX menjual saham WIKA sebanyak 57.129 lot dengan harga rata-rata Rp2.648,6 per saham.

Broker kedua yang mencatat jual bersih saham WIKA terbesar hari ini adalah CLSA Indonesia (KZ) dengan net sell Rp6 miliar. Broker ini menjual 22.793 lot saham WIKA dengan rata-rata harga Rp2.638,4 per saham.

Grafik: Pergerakan Harga Saham WIKA Intraday 23 Sept. 2016

Sumber: Bareksa.com

Akibat sentimen rights issue, penurunan harga saham WIKA sudah terjadi sejak pekan pertama bulan ini. Selama periode 7 September hingga 22 September, harga saham WIKA anjlok 16,2 persen dan hampir menghapus keuntungan yang dibukukan sejak awal tahun. Sejak awal tahun hingga 22 September, saham WIKA hanya memberikan return 0,3 persen.

Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo mengatakan harga pelaksanaan rights issue perseroan berada dalam kisaran Rp1.525 hingga Rp2.505. Selain mengacu pada rata-rata harga saham perseroan dalam 60 hari perdagangan terakhir dengan cut-off date tanggal 20 September lalu, nilai tersebut juga disepakati oleh sejumlah menteri seperti Menteri BUMN dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. (Baca juga: WIKA Bantah Harga Rights Issue Rp500)

Dalam aksi korporasi kali ini, WIKA berharap dapat menyerap dana tambahan Rp 2,149 triliun dari porsi publik sehingga total dana yang akan diperoleh nantinya menjadi Rp 6,149 triliun. Tambahan modal itu akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan finansial perusahaan dalam berbagai proyek infrastruktur.

Seperti diberitakan sebelumnya, Wijaya Karya mendapat PMN sebesar Rp 4 triliun dari pemerintah. Hal itu menyebabkan porsi modal ditempatkan pemerintah di perseroan meningkat. Oleh sebab itu, perusahaan konstruksi terbesar di Bursa Efek Indonesia ini harus melakukan rights issue agar porsi kepemilikan saham publik tidak tergerus.

Secara khusus dana ini bakal dialokasikan dalam proyek Pembangunan Jalan Tol Soreang–Pasir Koja, Jalan Tol Manado–Bitung, Jalan Tol Balikpapan–Samarinda, PLTU Banten 2 x 1.000 MW, PLTU Aceh 2 x 200 MW, Water Treatment Plant (WTP) Jatiluhur 5.000 l/detik, dan Pembangunan Kawasan Industri Kuala Tanjung.