MARKET BRIEF: PJAA Terbitkan Obligasi Rp1 T, Intiland Hitung Ulang Reklamasi

Bareksa • 21 Sep 2016

an image
Petugas memeriksa jaringan base transceiver station (BTS) milik Telkomsel di menara BTS Gayungan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (19/6). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Jaya Ancol terbitkan obligasi dalam penawaran umum berkelanjutan Rp1 triliun

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

PT Waskita Beton PrecastTbk (WSBP)

Emiten yang baru tercatat di bursa ini akan menggenjot penjualan di luar Pulau Jawa dengan membangun tiga pabrik baru di Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Sulawesi pada tahun depan. Masing-masing pabrik tersebut akan memiliki kapasitas 300 ribu ton per tahun yang akan dibangun hingga tahun 2018 mendatang dengan nilai belanja modal mencapai Rp4 triliun.

Khusus tahun ini, alokasi belanja modal mencapai Rp1,1 triliun. Lalu tahun depan, investasi yang dibutuhkan sebesar Rp1,9 triliun, dan sisanya sebesar Rp1 triliun akan digunakan untuk kebutuhan investasi tahun 2018.

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)

Perusahaan penyedia menara telekomunikasi ini mempercepat pelunasan utang sebesar $90 juta atau sekitar Rp1,18 triliun. Utang yang dilunasi itu merupakan fasilitas pinjaman sindikasi yang berasal dari enam perbankan yang baru akan jatuh tempo pada 19 November 2019 mendatang.

Adam Gifari, Direktur Utama TOWR mengatakan, dana untuk pelunasan utang berasal dari kas internal perseroan dan sudah dilakukan bulan lalu. Pinjaman ini diteken pada 20 November 2014 lalu, melalui anak usahanya PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan Protelindo Finance B.V. Kreditur tersebut terdiri dari BNP Paribas, Credit Suisse AG, CIMB Bank Berhad Singapura, Standard Chartered Bank, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd dan JPMorgan Chase Bank.

PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA)

 

Badan usaha milik daerah (BUMD) ini berencana menerbitkan obligasi dalam penawaran umum berkelanjutan senilai total Rp1 triliun. Dalam tahap pertama, perseroan akan menerbitkan Rp300 miliar yang terdiri dari dua seri. Tanggal efektif pada 20 September dan masa penawaran dilakukan pada 22-26 September 2016.

Pengelola taman rekreasi Dunia Fantasi ini akan menggunakan 60 persen dana hasil penerbitan obligasi untuk pengembangan usaha yang sudah ada (existing) melalui anak usahanya PT Taman Impian Jaya Ancol. Sementara itu, sisanya 40 persen akan digunakan untuk pengembangan properti melalui perseroan. PT Indo Premier Securities dan PT Mandiri Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi yang mendapat peringkat idAA- (double A minus)

PT Intiland Development Tbk (DILD)

PT Intiland Development Tbk mengaku berencana menghitung ulang investasi yang akan digelontorkan jika mereka akan melakukan reklamasi Pulau H. Sekretaris Perusahaan DILD, Theresia Rustandi, mengatakan penghitungan ulang ini dilakukan karena bahan baku dan kontraktor akan berubah.

Sebelum isu mengenai moratorium kencang beredar, Intiland menyatakan bahwa mereka akan menggelontorkan dana sebesar Rp 7,5 triliun demi melakukan reklamasi Pulau H. Theresia juga mengatakan jika perusahaan masih memikirkan mengenai masalah zonasi lantaran setiap pulau punya peruntukannya sendiri. Hal tersebut, masih sangat tergantung pada apa yang menjadi keputusan pemerintah DKI Jakarta.

PT Waskita Toll Road

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan mengantar anak usahanya yang bergerak di bidang jalan tol itu untuk melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada tahun depan, setelah sukses mencatatkan Waskita Beton di bursa. Target IPO Waskita Toll Road melebihi Rp5 triliun, atau mungkin lebih besar dari WSBP yang baru melantai kemarin.

Direktur Utama WSKT Muhammad Choliq mengatakan sebelum sampai pada IPO, perseroan akan mencari investor strategis yang akan menyerap divestasi saham Waskita Toll Road. Meskipun masih dalam proses, ada empat perusahaan yang berminat menjadi investor. Tujuan divestasi ini untuk menambah ekuitas Waskita Toll Road sebelum IPO dengan target dana hasil divestasi sebesar Rp3,1 triliun.