Bareksa.com – PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) akan merevisi naik target perolehan kontrak baru pada tahun ini seiring optimisme produsen beton cetak ini terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia. Optimisme kinerja tersebut juga tercermin dari ramainya perdagangan perdana saham saham anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ini di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Utama Waskita Beton Jarot Subana menyatakan, akan merevisi naik target kontrak baru pada tahun ini. Awalnya, target kontrak baru akan mencapai Rp7,6 triliun dan diperkirakan akan lebih dari Rp8 triliun hingga akhir tahun.
“Sampai September ini sudah mendekati Rp7 triliun. Kami merevisi naik target kontrak baru meskipun penjualan diperkirakan turun dari target Rp4,9 triliun menjadi Rp4,7 triliun,” ucap Jarot.
Meski begitu, Jarot masih yakin laba bersih perseroan menembus Rp620 miliar. Hingga Agustus, Waskita Beton mencatat penjualan Rp2,5 triliun dengan laba Rp300 miliar.
Waskita Beton juga tengah memproses pembangunan dua pabrik baru di Klaten dan Palembang yang masing-masing memiliki kapasitas 150 ribu ton dan 250 ribu ton.
Melalui dua pabrik baru, maka total pabrik milik Waskita Beton menjadi 10 pabrik dengan total kapasitas 2,65 juta ton. “Saat ini kapasitas masih 2,3 juta ton dengan utilisasi 70 persen. Kami perkirakan utilisasi berkisar 70-72 persen hingga akhir tahun,” imbuh dia.
Kinerja saham
Emiten ke-12 yang melakukan pencatatan perdana saham (IPO) pada tahun ini berhasil meraup Rp5,16 triliun dengan melepas 10,5 miliar saham atau 40 persen dengan harga Rp490 per saham. (Baca juga: Baru Listing IPO, Saham WSBP Juarai Nilai Transaksi)
Pencatatan perdana saham WSBP berlangsung hari ini (Selasa, 20 September 2016) dan disaksikan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio dan Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq. Saat pencatatan, saham WSBP langsung dibuka naik ke level Rp590 per saham dengan level tertinggi Rp610 per saham.
Mengacu pada harga penawaran, Waskita Beton meraup dana segar Rp5,16 triliun. Angka ini sedikit rendah dari target tertinggi perolehan dana IPO perseroan sebesar Rp5,25 triliun.
Namun manajemen Waskita Beton tetap sumringah. Pasalnya, sebagian besar saham yang ditawarkan, terserap oleh investor lokal. “Asing menyerap 30 persen, sementara lokal 70 persen. Kami juga oversubscribed hingga tiga kali,” kata Direktur Keuangan Waskita Beton MC Budi Setyono.
Budi juga bersyukur, pencapaian IPO tersebut langsung menurunkan rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio) dari sekitar 1,9 kali menjadi 0,3 kali. Untuk itu, Budi bilang, perseroan belum memiliki rencana untuk melakukan refinancing utang pada tahun ini. (hm)