DPR Tunda Penentuan Asumsi Makro RAPBN 2017; Waskita Rilis Obligasi Rp900 Miliar

Bareksa • 14 Sep 2016

an image
Presiden Direktur PT Wijaya Karya Tbk Bintang Perbowo (kiri) berbincang dengan Direktur Utama Waskita Karya M Choliq (kanan) sebelum rapat terbatas kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/3). (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Tiga Pilar menjaga marjin beras; Indocement bersiap menggarap dua proyek greenfield

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

Asumsi Makro RAPBN 2017

Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tak mau gegabah memutuskan kesepakatan penentuan asumsi dasar makro Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Perlunya pembahasan yang lebih dalam, jadi salah satu alasan DPR. Apalagi, perubahan RAPBN dianggap terlalu cepat dilakukan pemerintah.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

Setelah berhasil menerbitkan obligasi tahap pertama bernilai Rp2 triliun, emiten dengan kode saham WSKT ini berencana menerbitkan obligasi lagi. Kali ini, Waskita berencana menawarkan obligasi sebesar Rp900 miliar. Rencana ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutam (PUB) dengan total Rp5 triliun.

PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA)

Bisnis beras merupakan salah satu sumber terbesar pendapatan Tiga Pilar. Guna berkontribusi lebih baik ke laba, Tiga Pilar akan menjaga marjin beras pada kisaran 19 persen. Tahun ini, perseroan mengincar pertumbuhan laba 6,4 persen atau menjadi Rp344,14 miliar.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)

Indocement ingin menambah jumlah pabrik guna meningkatkan kapasitas produksi 5-8 juta ton hingga 2025. Produsen semen ini pun siap menggarap dua proyek greenfield berkapasitas 2,5 juta ton.