Saham Kena Suspensi, Begini Kinerja Keuangan Eureka Prima dan Sugih Energy

Bareksa • 19 Aug 2016

an image
Pengunjung sedang lewat di main hall Bursa Efek Indonesia, Kamis, 28 Januari 2016. (Bareksa/Alfin Tofler)

Suspensi dalam rangka cooling down terkait dengan penurunan kumulatif kedua saham tersebut

Bareksa.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan alias memberikan suspensi saham PT Sugih Energi Tbk (SUGI) dan PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP), Jumat, 19 Agustus 2016.  Suspensi itu dalam rangka cooling down terkait dengan penurunan kumulatif kedua saham tersebut.

Berdasarkan pantauan Bareksa, kedua saham tersebut sudah turun cukup tajam dibandingkan saat pembukaan perdagangan pada awal tahun. LCGP misalnya, penurunannya telah mencapai 80,53 persen secara year to date dari Rp560 per saham pada 4 Januari 2016 menjadi Rp109 per saham per 19 Agustus 2016.

Sejak menyentuh level Rp280 per saham pada 30 Juni 2016, saham LCGP tak sanggup lagi menanjak hingga saat ini.

Begitu juga dengan SUGI. Secara year to date, SUGI sudah turun 66,9% dari Rp423 per saham menjadi Rp140 per saham. Puncaknya, berlangsung sejak 5 Agustus 2016 saat harga saham SUGI menyentuh level Rp310 per saham.

BEI pun menghimbau agar pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan kedua perusahaan itu.

Penurunan harga saham LCGP dan SUGI tak lepas dari kinerja keuangannya yang belum positif. Keduanya menderita kerugian per akhir Juni tahun ini. Bahkan, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, rugi kedua perusahaan itu meningkat cukup tinggi.

Berdasarkan laporan keuangannya, Sugih Energy menderita kerugian sebesar US$3,14 juta atau membengkak hingga 881 persen.  Salah satu faktor kerugian Sugih Energy adalah beban keuangan yang mencapai US$5,49 juta padahal laba usahanya naik 159,44 persen dari US$903.880 menjadi US$2,34 juta.

Namun manajemen Sugih Energy telah menyampaikan, mereka sedang melakukan negosiasi dalam rangka restrukturisasi utang dengan para krediturnya.

Nasib berbeda. Kinerja Eureka Prima sudah terlihat buruk dari sisi penjualan. Nilainya turun 55,43 persen dari Rp17,12 miliar pada Juni 2015 menjadi Rp7,63 miliar per Juni tahun ini.

Bahkan, penurunan beban pokok penjualan dari Rp11,32 miliar menjadi Rp6,1 miliar belum bisa membuat Eureka Prima mencatat laba. Pada periode ini, rugi Eureka Prima naik 67,69 persen dari Rp3,05 miliar menjadi Rp5,59 miliar.