Setelah BEKS, Saham AGRO Juga Terkena Auto Rejection

Bareksa • 16 Aug 2016

an image
Direktur Bisnis PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk Zuhri Anwar (kiri), Direktur Kepatuhan, Direktur Utama H, Direktur PRK & Pendanaan, dan Direktur Operasi Keuangan berbincang usai RUPS tahunan tahun 2014 di Jakarta (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

BEKS dan AGRO punya keterikatan. Direktur Utama BRI Agro Heru Sukanto terpilih jadi Dirut BPD Banten

Bareksa.com - Satu lagi saham perbankan jadi perhatian investor. Jika sebelumnya perdagangan saham PT Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS) terkena penolakan otomatis akibat peningkatan signifikan selama sehari, kini saham PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO) menarik untuk dicermati.

Setelah terjadi penolakan otomatis (auto rejection) karena melampaui batas pergerakan dalam sehari pada Senin, 15 Agustus 2016, saham AGRO terus mengalami penurunan. Pada perdagangan hari itu, saham AGRO ditutup turun 6,89 persen dari Rp404 per saham menjadi Rp378 per saham.

Pada perdagangan hari ini (Selasa, 16 Agustus 2016) saham AGRO telah mengalami auto rejection dengan penurunan 9,52 persen menjadi Rp342 per saham.

Seperti saham BEKS, penurunan saham AGRO juga terkait pelaksanaan penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Rencananya, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) ini akan menerbitkan 4,46 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham disertai waran seri II. Rencana ini akan diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 September 2016.

Dalam keterangan awal, manajemen BRI Agro menyampaikan, dengan asumsi seluruh saham rights issue yang disertai waran seri II dapat diterbitkan, pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan terdilusi sebesar 25,33 persen. Adapun BRI Agro akan menggunakan dana hasil rights issue untuk memperkuat struktur modal sebagai ekspansi kredit.

Di luar rencana tersebut, kinerja BRI Agro terbilang baik. Selama periode Januari-Juni 2016, BRI Agro mencatat laba bersih Rp47 miliar atau naik 16,48 persen dari periode sama tahun lalu Rp40,35 miliar.

Catatan laba BRI Agro sejalan dengan peningkatan pendapatan bunga bersih (NII) dari Rp171,55 miliar menjadi Rp190,1 miliar. Pada periode ini, portofolio kredit BRI Agro mencapai Rp6,86 triliun, naik 30,67 persen dari Rp5,25 triliun per akhir Juni 2015.

Heru Sukanto

Jika ditelisik lebih lanjut, saham BEKS dan AGRO punya keterikatan. Dalam RUPSLB Bank Pundi akhir Juli lalu, Direktur Utama BRI Agro Heru Sukanto akan mengisi pucuk pimpinan Bank Pundi setelah berganti nama menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Banten.

Namun Heru masih menunggu persetujuan dan fit and proper test dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memimpin BPD Banten.

Informasi saja, Heru memperoleh gelar sarjana Hukum dari Universitas Airlangga pada tahun 1982 dan gelar Magister bidang Manajemen Pemasaran,dari PPM pada tahun 2000. Memiliki perjalanan karir sebagai bankir Profesional di BRI sejak tahun 1983 diawali dengan jenjang Officer, antara lain sebagai Staf Umum Kanwil BRI Semarang hingga tahun 1985, Staf Kantor Cabang BRI Tangerang (1985-1986), kemudian Marketing Lending Officer Kantor Cabang BRI Jakarta Kota (1989-1990). 

Selanjutnya untuk jenjang Manager, yaitu sebagai Pemimpin Cabang BRI Langsa, Aceh (1990-1993), Pemimpin Cabang BRI Somba OPU, Sulawesi Selatan (1993-1994), Pemimpin Cabang BRI Jakarta Kota (1994-1998), dan Pemimpin Cabang BRI Veteran, Jakarta (1998-2001). Untuk jenjang Eselon II, menjabat sebagai Wakil Pemimpin Wilayah BRI Surabaya sejak tahun 1998 hingga 2001. 

Pada jenjang Eselon I, Beliau menjabat sebagai Kepala Divisi Bisnis Umum Kantor Pusat BRI (2002-2004), Pemimpin Wilayah BRI Makasar, Sulawesi Selatan (2004-2005), Kepala Kantor Cabang Khusus Jakarta (2005-2007), Pemimpin Wilayah BRI II, Jakarta (2007-2008), Kepala Divisi RPKB, Kantor Pusat BRI (2008-2009), Pemimpin Wilayah BRI Surabaya, Jawa Timur (2009-2012) dan terakhir menjabat sebagai Direktur Utama Bank Agro BRI sejak 2012 hingga April 2016. (hm)