Jadi Akuisisi Newmont US$2,6 Miliar, Saham MEDC Melonjak 25%

Bareksa • 01 Jul 2016

an image
Pengusaha Arifin Panigoro menjawab wartawan seusai diterima Presiden Jokowi, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/4)

Asing tercatat melakukan pembelian bersih saham MEDC senilai total Rp2,8 miliar hingga siang ini

Bareksa.com - Harga saham perusahaan migas PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) melonjak pada perdagangan pagi ini, Jumat 1 Juli 2016, seiring dengan diumumkannya akuisisi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) senilai US$2,6 miliar atau sekitar Rp33,8 triliun.

Sejak awal pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia hari ini, harga saham MEDC langsung melonjak 25 persen ke Rp1.875, dibandingkan Rp1.500 pada penutupan kemarin. Level ini merupakan yang tertinggi sejak 11 bulan lalu. Hingga pukul 11.09 WIB, nilai transaksi MEDC mencapai Rp38 miliar dan sebanyak 210.499 lot saham sudah berpindah tangan.

Asing tercatat melakukan pembelian bersih saham MEDC senilai total Rp2,8 miliar hingga siang ini. Broker yang tercatat melakukan beli bersih terbanyak adalah Binaartha Parama (AR) sebanyak 14.250 lot senilai Rp2,6 miliar. Pembeli terbesar bersih kedua adalah CIMB Securities Indonesia (YU) yang memborong saham MEDC 13.113 lot senilai Rp2,3 miliar.

Pada kemarin sore, MEDC mengumumkan telah setuju untuk mengakuisisi saham PT Amman Mineral Internasional (AMI) yang mengendalikan 82,2 persen saham NNT dengan nilai US$ 2,6 miliar. AMI baru saja mengumumkan telah membeli NNT dari Newmont Mining Corporation dan Sumitomo Corporation. Ini merupakan salah satu transaksi structured finance terbesar di Asia Tenggara tahun ini.

MedcoEnergi Group dan AP Investment bekerja sama mengakuisisi saham di AMI dengan dukungan dari tiga bank BUMN, yaitu Bank Mandiri, BNI, dan BRI dengan struktur transaksi berkelas dunia dan unik bagi perbankan Indonesia.

AP Investment dipimpin oleh Agus Projosasmito, investment banker kawakan dan mantan Presiden Direktur Danareksa Securities. Agus banyak dikenal karena memimpin transaksi-transaksi penting di Indonesia. Di antaranya adalah pendirian Star Energy dengan akuisisi operasi lepas pantai Conoco Phillips di Natuna pada 2002 dan akuisisi Wayang Windu –perusahaan geothermal ternama– dari Credit Suisse dan Deutsche Bank pada 2004.