Aturan Pelaksana Harga Gas Segera Diteken, Laba ARNA Berpotensi Naik 60%

Bareksa • 27 Jun 2016

an image
Keramik hasil produksi PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) - (Company)

Biaya gas mencapai 34% dari seluruh biaya produksi Arwana, produsen keramik terbesar di Indonesia

Bareksa.com- Industri keramik termasuk ke dalam penguna gas bumi yang memperoleh prioritas harga tertentu sesuai dengan Peraturan Presiden No. 40/2016. Akan dikeluarkannya Peraturan Menteri ESDM sebagai aturan pelaksana kebijakan ini tentunya akan menjadi sentimen positif bagi industri ini.

Harga gas menjadi penentu daya saing industri ini di pasar domestik maupun di pasar internasional karena merupakan komponen biaya produksi terbesar. Harga gas yang saat ini dibayarkan oleh industri keramik berkisar US$9-10 per MMBTU, jauh lebih tinggi dibanding beberapa negara ASEAN yang hanya berkisar US$5-7,5 per MMBTU.

Salah satu perusahaan keramik yang mencatatkan sahamnya di BEI yaitu PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA). Dari laporan tahunan 2015, 34 persen dari biaya produksi keramik berasal dari gas karena biaya gas mencakup 80 persen dari biaya energi. Kontribusi biaya gas mengalami kenaikan karena harga gas yang dibayarkan pada tahun 2015 lalu mengalami lonjakan hingga 12 persen.

Jika harga gas dapat ditekan menjadi US$6 per MMBTU tentunya akan memberikan impak positif bagi perusahaan keramik. Berdasarkan riset CIMB yang telah disampaikan kepada nasabah menhitung setiap penurunan harga gas US$1 per MMBTU akan meningkatkan laba bersih Arwana hingga 20 persen.

Tabel: Perkiraan Peningkatan Laba ARNA 2016 seiring Penurunan Harga Gas


Sumber: Riset CIMB.

CIMB menilai penurunan harga gas selain menopang marjin juga akan meningkatkan pangsa pasar.

Senada dengan hal itu, Max Tan, Investor Relation Arwana mengatakan jika harga gas turun maka perusahaan juga akan menurunkan harga jual keramik kepada konsumen. Perhitungan kasar perusahaan menilai setiap penurunan harga gas US$1 per MMBTU maka akan menurunkan harga jual keramik sekitar Rp900-1000 per meter persegi. Tentunya ini akan membantu penjualan Arwana yang tahun lalu volumenya merosot hingga 18,24 persen akibat merosotnya daya beli masyarakat.

CIMB pun memberikan rekomendasi beli terhdap saham ARNA dengan target harga Rp770 dengan laba per saham (EPS) sekitar Rp24,95 pada akhir tahun ini.