Bareksa.com - Indeks saham sektor pertambangan menjadi indeks saham dengan performa terbaik tahun ini. Berdasarkan data Bareksa, per 9 Juni 2016 indeks sektor pertambangan naik 29,49 persen mengalahkan IHSG yang hanya naik 6,18 persen di periode yang sama.
Kenaikan indeks saham pertambangan didorong beberapa perusahaan terbesar seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Harga saham tiga perusahaan tambang batubara ini sejak awal tahun sudah naik masing-masing 54 persen, 80 persen dan 76 persen.
Peningkatan harga ini terbilang sangat fantastis, apalagi jika dibandingkan dengan penguatan harga komoditas batubara itu sendiri yang hanya naik 4,6 persen di periode yang sama. Harga komoditas batubara sejak awal tahun memang bergerak naik didorong menguatnya harga minyak dunia dan juga turunnya produksi batu bara negara-negara produsen besar, termasuk Indonesia.
Namun, peningkatannya masih sangat terbatas, apalagi dengan adanya prospek penurunan permintaan dari negara-negara importir seperti India, China dan juga Jepang.
Grafik: Harga Batu Bara Mei 2015-Juni 2016
sumber: Bareksa
Selain itu, kinerja perusahaan batubara juga belum menunjukan tanda-tanda yang menggembirakan. ADRO di kuartal I 2016 alami penurunan pendapatan 18 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, sementara laba hanya naik 1 persen. Paling parah dialami ITMG dimana pendapatan turun 23 persen, dan laba turun 39 persen.
Grafik: Pertumbuhan Kinerja Emiten Batubara Q1 2016
sumber: Bareksa
Lalu, wajarkah penguatan harga saham perusahaan tambang batu bara sejak awal tahun ini?
Dilihat dari sisi valuasi, tiga perusahaan tambang batubara ini kini memiliki rata-rata PER 12,5 kali, naik signifikan dari rata-rata PER di akhir tahun 2015 6,7 kali. Dengan peningkatan tersebut, rata-rata PER tiga perusahaan tambang batu bara ini telah kembali ke level yang dicapai sepanjang tahun 2012-2014.
PER atau price to earning ratio adalah rasio yang membandingkan harga saham dengan laba bersih per saham yang mampu diraih perusahaan selama satu tahun. Dengan PER 12,5 kali, berarti rata-rata perusahaan tambang saat ini diperdagangkan pada harga 12,5 kali lipat dari laba per saham yang dihasilkan.
Sebagaimana diketahui, di tahun 2015 harga saham perusahaan tambang batu bara jatuh cukup signifikan. Harga ADRO, PTBA dan ITMG pada tahun 2015 masing-masing turun 50 persen, 64 persen dan 63 persen di 2015. Ini terjadi disebabkan karena ambrolnya harga komoditas tambang dunia yang didorong pelemahan harga minyak dan menurunnya permintaan negara importir seperti India, China dan Jepang.
Penurunan harga di tahun 2015 ini menyebabkan valuasi perusahaan tambang batubara menjadi murah. Bayangkan saja, di tahun 2012-2014 rata-rata perusahaan tambang batu bara diperdagangkan pada harga 12 kali lipat dari laba per saham yang mereka hasilkan, namun di 2015 perusahaan tambang bisa dibeli hanya dengan harga 6,7 kali dari laba per sahamnya.
Namun, peningkatan signifikan secara year-to-date membuat harga perusahaan tambang batubara kini tidak lagi semurah di penghujung 2015. Per 10 Juni 2016, ADRO diperdagangkan pada PER 14,44 kali, ITMG 14,52 kali. PER terendah dimiliki PTBA yakni sebesar 8,44 kali, dibawah rata-rata 12,5 kali.
Grafik: PER Perusahaan Tambang Batubara
sumber: Bareksa.com