Bareksa.com - Harga saham sejumlah emiten pertambangan telah naik cukup signifikan sepanjang empat bulan terakhir ini. Penguatan tersebut tidak terlepas dari sentimen positif harga minyak mentah dunia yang mempengaruhi harga komoditas tambang lainnya termasuk mineral dan batu bara.
Mengutip data Bloomberg, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) telah naik hingga 88 persen dalam jangka waktu hampir empat bulan. Pada penutupan perdagangan Jumat 27 Mei 2016, harga minyak WTI telah mencapai US$49,33 per barel, dibandingkan level terendah tahun ini $26,21 per barel pada 11 Februari.
Grafik: Pergerakan Harga Minyak (WTI)
Sumber: Bloomberg.com
Pada periode yang sama, kenaikan harga minyak diikuti oleh kenaikan harga saham emiten pertambangan. Dalam sektor pertambangan, penguatan tertinggi dipimpin oleh emiten pengolah timah PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) yang harganya naik hingga 388 persen menjadi Rp240 dari sebelumnya Rp50. Lalu, harga saham perusahaan jasa migas PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 185 persen menjadi Rp585 dari sebelumnya Rp207. (Baca juga: Saham ELSA Anjlok 6,8%; Selalu Sejalan dengan Harga Minyak Dunia?)
Harga saham emiten mineral PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan produsen batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) juga naik, masing-masing sebesar 94 persen dan 77 persen. Harga saham ANTM kini berada di level Rp680 dari sebelumnya Rp353. Sementara harga saham ITMG naik menjadi Rp8.800 dari sebelumnya Rp4.860.
Grafik: Pergreakan Harga Saham Pertambangan 11 Februari-27 Mei 2016
Sumber: Bareksa.com
Menurut Analis Avrist Asset Management, Billy Nugraha, membaiknya harga minyak, terangkat oleh laporan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan cadangan minyak Negeri Paman Sam terus berkurang hingga 4,2 juta barel pada 20 Mei. "Dampak kebakaran di Kanada mulai berpengaruh terhadap jumlah cadangan minyak AS. Jika penurunannya tajam, maka harga minyak dunia bisa mencapai lebih dari US$50 nantinya," ujarnya kepada Bareksa.com
Mengutip Reuters, penurunan cadangan minyak AS diperkirakan mencapai 2,5 juta barel, menjadi 538,8 juta barel untuk pekan yang berakhir 20 Mei. American Petroleum Institute (API) akan merilis data jumlah cadangan minyak AS sebelum pernyataan resmi dikeluarkan pemerintah Negeri Paman Sam pada beberapa hari ini
Faktor lainnya adalah pelemahan dolar juga ikut mendorong naiknya harga minyak dunia dan komoditi lainnya seperti emas. "Selain itu, The Fed nampaknya hingga saat ini belum memberi sinyal akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, sehingga dollar melemah dan mengakibatkan hanrga minyak dan emas naik," kata Billy.