Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
Bumi Serpong Damai bagikan dividen tunai Rp96,23 miliar
Perusahaan pengembang PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham sebanyak Rp96,23 miliar atau Rp5 per saham. Sepanjang 2015, Bumi Serpong Damai meraup laba bersih Rp2,13 triliun dan dividen yang dibagikan adalah 4,51 persen dari laba bersih.
Lion Air laporkan Dirjen Perhubungan Udara ke polisi
Manajemen Lion Air melaporkan Direktur Jenderal Perhubungan Udara dari Kementrian Perhubungan, Suprasetyo, ke kepolisian. Langkah ini diambil karena sanki yang dijatuhkan oleh Suprasetyo dinilai sewenang-wenang. Suprasetyo menjatuhkan hukuman kepada Lion, melarang maskapai berlogo singa ini mendapatkan rute baru selama enam bulan ke depan. Sanksi ini dijatuhkan karena Kementerian banyak menerima keluhan dari penumpang ihwal seringnya keterlambatan jadwal penerbangan Lion.
Bank Indonesia (BI) pertahankan BI Rate
BI mempertahankan tingkat acuan suku bunga BI Rate di level 6,75 persen dan bunga acuan reverse repo 7 hari tetap 5,5 persen. Rapat Dewan Gubernur BI juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga deposit facility sebesar 4,75 persen dan lending facility 7,25 persen. Gubernur BI Agus Martowardjojo mengatakan keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas makroekonomi, yang tercermin dari terkendalinya inflasi di kisaran sasaran 4 persen plus/minus 1 persen dan membaiknya defisit transaksi berjalan.
Panasonic habiskan US$29,69 juta untuk kembangkan bisnis alat kesehatan
PT Panasonic Healthcare Indonesia (PHCI) mengaku telah menghabiskan $29,69 juta atau Rp404,49 miliar untuk mengembangkan lini bisnis alat kesehatan tahun ini. Rachmat Gobel, Presiden Komisaris Grup Panasonic Gobel, mengatakan dengan investasi ini pihaknya menargetkan penjualan sebesar US$88,18 juta pada 2020 mendatang.
Menurutnya produk kesehatan akan diperuntukkan bagi pasar ekspor hingga 91,8 persen dan sisanya untuk pasar domestik. “Tahun lalu penjualan alat kesehatan kami mencapai $51,77 juta dengan 88,4 persen produk diekspor dan 11,6 persen untuk pasar domestik,” kata Rachmat.
Nielsen: kondisi ekonomi jadi kekhawatiran utama konsumen online di Indonesia
Lembaga survei Nielsen mengatakan kondisi ekonomi menjadi kekhawatiran utama konsumen online di Indonesia. Dari konsumen online yang disurvei pada kuartal I 2016 lalu, ada 40 persen yang menyatakan hal itu. Jumlah ini menurun tipis dibandingkan kuartal sbelumnya di mana ada 42 persen konsumen online yang menyatakan hal serupa. Selain kondisi ekonomi, yang dikhawatirkan konsumen Indonesia adalah faktor: keseimbangan antara hidup/pekerjaan (18%), kesehatan (15%), kekhawatiran akan kejahatan (17%), dan kekhawatiran akan kenaikan harga pangan (13%). (kd)