Bareksa.com - Dua perusahaan properti yakni PT PP Properti Tbk (PPRO) dan PT Bukit Sentul Tbk (BKSL) kembali ramai diperbincangakan di bursa. Kemarin, 12 Mei 2016 harga saham kedua perusahaan tersebut melompat masing-masing 17 persen dan 4 persen. Belum begitu jelas apa yang menyebabkan peningkatan harga ini terjadi. Sebelumnya, beredar rumor bahwa PPRO akan mengakuisisi sebagian saham BKSL.
(Baca Juga: PPRO Diisukan Beli Saham BKSL, Harga Saham Melonjak 17%)
Terlepas dari rumor yang beredar, kedua perusahaan properti ini memang sudah menunjukan kedekatan sejak tahun 2015 lalu, pasca PPRO melaksanakan penawaran perdana saham (IPO). Beberapa kali, rumor yang sama juga menyeruak di pasar saham.
Sejak Oktober 2015, isu yang menyebut bahwa anak usaha dari PT PP (Persero) Tbk (PTPP) itu akan membeli sebagian saham BKSL mulai menghangat. Namun, faktanya belum benar-benar terjadi. Berita yang muncul kemudian adalah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antar kedua perusahaan. PPRO, pada 13 November 2015 diberitakan telah menjalin kerja sama untuk membangun apartemen di atas lahan milik BKSL.
Tidak hanya dengan BKSL, kerja sama serupa juga dilakukan oleh PPRO dengan pengembang lainnya yakni PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) di waktu yang hampir bersamaan. MoU dengan KIJA ditandatangani pada 17 November 2015. PPRO memang tidak memiliki persediaan lahan yang luas, sehingga hal itu mendorong perusahaan untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan properti lainnya yang memiliki persediaan lahan lebih banyak.
(Baca Juga: Lahan Terbatas, PPRO Manfatkan Lahan KIJA & BKSL)
Rumor yang sebelumnya muncul pun terpatahkan. Pada Februari 2016 PPRO kembali dikabarkan bekerja sama dengan BKSL. Saat itu detail kerja sama tidak disebutkan. Kedua perusahaan hanya mengumumkan akan membentuk perusahaan patungan yang akan menjalankan usaha dalam bidang jasa, pembangunan dan perdagangan.
Menariknya, kerjasama PPRO-BKSL juga berdekatan dengan pengumuman kerjasama PPRO-KIJA. Dikabarkan, 4 Februari 2016 PPRO dan KIJA membentuk perusahaan patungan dengan investasi senilai Rp73,8 miliar. Perusahaan patungan ini juga bergerak di bidang jasa, pembangunan dan perdagangan.
(Baca Juga: PPRO Juarai Volume Transaksi Hari Ini, Harga Saham Naik 4,3%, Apa Pemicunya?)
Merebaknya rumor transaksi saham antara PPRO dan BKSL juga turut membantu penguatan harga saham PPRO sejak 2015 yang terus tertekan pasca IPO. Kemarin, Kamis 12 Mei 2016 PPRO ditutup pada level Rp330 per saham, atau sudah naik dua kali lipat lebih dari level terendah di 30 September 2015 Rp127 per saham.
Grafik: Pergerakan Harga Saham PPRO
sumber: Bareksa.com
Pada saat yang sama, penguatan harga juga tidak terlepas dari peningkatan kinerja perusahaan. Pada tahun 2015, PPRO berhasil mencetak laba sebesar Rp300 miliar, naik 183 persen dari tahun 2014 sebesar Rp106 miliar. Sementara di kuartal I 2016, laba PPRO naik 12 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.