Setelah Stock Split, Akankah Harga Saham HMSP Menjadi Lebih Menarik?

Bareksa • 25 Apr 2016

an image
Pekerja menyelesaikan pelintingan rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) di industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) - (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

HMSP akan memecah nilai nominal saham dengan rasio 1:25, dari Rp100 per saham menjadi Rp4 per saham

Bareksa.com - PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) sedang dalam proses memecah nominal saham (stock split), sebuah aksi korporasi untuk meningkatkan tingkat likuiditas saham, sekaligus memperbanyak jumlahnya di bursa efek.

Berdasarkan harga penutupan akhir pekan lalu  (Jumat, 22 April 2016),  harga saham HMSP berada di level Rp95.500. Banyak investor menganggap harga tersebut cukup mahal karena untuk pembelian minimal saham adalah sebanyak 1 lot atau 100 saham, maka investor harus merogoh kocek sekitar Rp 9,55 juta jika ingin memiliki saham tersebut.

Stock split saham HMSP juga diharapkan dapat meningkatkan minat investor terhadap saham produsen rokok ini karena di antara perusahaan sejenis, harga saham HMSP memang terlihat paling tinggi. Misalnya saja harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tercatat sebesar Rp67.000, harga saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA)  Rp480 dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) hanya diperdagangkan pada harga Rp390.

Rencananya HMSP akan meminta persetujuan stock split ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan pada 27 April 2016.

Nilai nominal yang diusulkan dalam RUPSLB adalah 1 : 25. Artinya HMSP akan memecah nilai nominal saham dari Rp100 per saham menjadi Rp4 per saham

Dengan rasio tersebut maka jumlah saham HMSP yang diperdagangkan akan meningkat 25 kali lipat menjadi 8,7 miliar lembar saham dari sebelumnya hanya 349 juta lembar.

Apakah aksi korporasi tersebut dapat membuat saham HMSP menjadi lebih menarik?

Jika melihat secara historikal, ternyata HMSP sebelumnya pernah melakukan stock split pada 24 September 2001 dan terbukti membuat saham produsen rokok itu menjadi lebih menarik dan meningkat 30 kali lipat.

Grafik: Pergerakan Harga Saham HMSP September 2001- April 2016

Sumber: Bareksa.com

Pada periode tersebut HMSP melakukan stock split dengan rasio 1 : 5, sehingga harga saham H.M Sampoerna diperdagangkan menjadi lebih murah pada harga Rp3.300 dari sebelumnya Rp16.500.

Sejak melakukan stock split pada 2001 hingga penutupan perdagangan 22 April 2016,  harga saham HMSP telah melejit menjadi Rp95.500.

Sebagai informasi, saat harga saham terus merangkak naik, pada Mei 2005, Philip Morris International mengakuisisi saham H.M Sampoerna sebanyak 98 persen.