Bareksa.com – Sepanjang 2015, PT Indosat Tbk (ISAT) masih membukukan kerugian bersih Rp1,3 triliun. Angka ini membaik bila dibandingkan dengan rugi bersih pada 2014 sebesar Rp2 triliun. Kerugian selisih kurs Rp1,3triliun menjadi penyebab terseretnya Indosat dalam kerugian.
Namun demikian, pertumbuhan pendapatan Indosat terhitung relatif baik. Pendapatan Indosat 2015 bertumbuh 11 persen year-on-year dibanding 2014 yang hanya bertumbuh 1 persen. Kenaikan pendapatan ini ditopang oleh penerimaan dari segmen selular yang tumbuh paling tinggi sebesar 12,4 persen.
Grafik: Kinerja Keuangan ISAT Tahun 2011 - 2015 (Rp triliun)
Sumber: Perseroan, Bareksa.com
Bila ditilik lebih jauh, pendapatan dari penggunaan data meningkat tajam. Pada 2014, pendapatan data hanya sebesar Rp4,5 triliun, tapi pada 2015 segmen pendapatan data bertumbuh 56,9 persen menjadi Rp7 triliun.
Grafik: Kontribusi Pendapatan Selular Indosat (Rp juta)
Sumber: Perseroan, Bareksa.com
Dengan hasil kinerja keuangan 2015 di atas ekspektasi, dua sekuritas asing merekomendasikan beli saham ISAT. Macquarie Securities dalam laporannya ke nasabah hari ini (Kamis, 24 Maret 2016) memberi rekomendasi ‘outperform’ dipicu profitabilitas yang membaik. EBITDA marjin juga meningkat menjadi 40,4 persen pada kuartal IV- 2015 atau tertinggi sejak kuartal IV- 2012. Selain itu, arus kas bebas sepanjang 2015 tetap positif sebesar Rp920 miliar meskipun pada kuartal terakhir negatif.
Citi Group juga merekomendasikan beli untuk ISAT karena valuasi yang relatif murah dibanding perusahaan sejenis di Asia Tenggara, di mana valuasi perusahaan yang diukur oleh rasio EV/EBITDA saat ini hanya 3,7x.