Suspen Dicabut, Harga Saham DOID Meroket Lagi, Bagaimana Kinerja Perusahaannya?

Bareksa • 23 Mar 2016

an image
Tongkang batubara menunggu pengisian crushing plant PT Toba Bara Sejahtera Tbk (Company)

Harga saham DOID telah melonjak 70 persen dalam waktu satu minggu (14-21 Maret 2015).

Bareksa.com -  Setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut suspensi PT Delta Dunia Makmur Tbk, harga saham perusahaan pertambangan dengan kode DOID itu kembali meroket pada perdagangan hari ini (Rabu, 23 Maret 2016). Hingga penutupan perdagangan sesi I, harga saham DOID melonjak 8,4 persen menjadi Rp129 dari sebelumnya Rp119.

Kemarin, BEI mensuspen saham DOID karena ada peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Harga saham DOID telah melonjak 70 persen dalam waktu satu minggu (14 - 21 Maret 2015). (Baca juga: Terlampau Panas, Bursa Suspen Perdagangan Saham DOID).

Pada periode tersebut pembeli sekaligus penjual saham DOID dilakukan melalui broker Daewoo Securities (YP). YP melakukan aksi beli saham sebanyak 2,1 juta lot saham  senilai Rp22,3 miliar. Lalu melepas kembali saham ini sebanyak 1,9 juta lot dengan nilai transaksi mencapai Rp20,7 miliar.

Grafik: Pergerakan Harga Saham DOID Selama 1 minggu

Sumber: Bareksa.comut

Pada siang ini, YP kembali  terpantau sebagai pembeli sekaligus penjual  terbesar saham DOID. YP membeli 385 ribu lot senilai Rp5 miliar dan telah melepas saham sebanyak 365ribu lot senilai Rp4,8 miliar.

Naiknya harga saham DOID tidak seiring dengan kinerja perusahaan yang mengalami penurunan laba sekitar 98 persen. Pada laporan keuangan kuartal III-2015, DOID membukukan laba tahun berjalan sebesar US$390 ribu. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya DOID masih dapat membukukan laba sebesar US$22,23 juta

Pendapatan perusahaan menurun tipis 9 persen menjadi US$418 juta dari sebelumnya US$456juta. Selain itu, kerugian selisih kurs DOID pada kuartal III-2015 membengkak menjadi US$19 juta dari sebelumnya untung selisih kurs US$ 485 ribu pada 2014.

Sebenarnya perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara ini telah menderita kerugian sejak 2011, tertekan penurunan pendapatan dan rugi kurs yang dialami hampir setiap tahunnya.

Sementara posisi utang kontraktual perseroan per 30 September 2015 mencapai US$ 688 juta, dengan nilai kas saat ini sebesar US$ 131 juta. Total utang bersih perseroan tercatat sebesar US$ 557 juta dengan, free cash flow tercatat sebesar US$ 116 juta.

Grafik: Pergerkan Laba/Rugi Perusahaan dan Selisih Kurs DOID 2011- Kuartal III 2015

Sumber: Bareksa.com

Sejak membukukan penurunan kinerja, harga saham DOID semakin terperosok sekitar 93 persen menjadi Rp119 pada penutupan kemarin. Padahal pada awal 2011, harga saham DOID masih berada di level Rp1.670

Grafik: Pergerakan Harga Saham DOID Sejak 1 Januari 2011- 23 Maret 2016

Sumber: Bareksa.com