Investor Taiwan Akan Investasi Pabrik Petrochemical Rp32T di Indonesia

Bareksa • 10 Mar 2016

an image
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani (kedua kiri) didampingi Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., (CAP) Erwin Ciputra (kiri) meninjau pengembangan sejumlah fasilitas di kawasan pabrik CAP, Cilegon,Banten, 12 Juni 2015. (Antara Foto/Muhammad Iqbal)

Saat ini investor Taiwan tersebut masih mencari lokasi yang tepat dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku

Bareksa.com – Investor asal Taiwan menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi US$2,5 miliar (sekitar Rp32,8 triliun). Sektor yang diminati adalah industri petrokimia. Secara spesifik investor itu ingin membuat produk amonia dan mega-methanol.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, dalam keterangan pers, Kamis 10 Maret 2015 mengatakan saat ini investor Taiwan tersebut masih mencari lokasi yang tepat dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku gas bumi.

“Nilai investasinya cukup besar. Oleh karena itu, BKPM akan terus mengawal sampai tuntas realisasinya, termasuk masalah lokasi proyek dengan ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan” kata Franky.

Franky menambahkan rencananya akan dibangun dua pabrik masing-masing seluas 100 hektare. Rencananya pembangunan akan dilakukan dalam dua tahap.

Tahap pertama, untuk memproduksi amonia sebesar 600 kilo metric ton per annum (KMTA) dan tahap kedua untuk memproduksi megamethanol 1.800 KMTA.

“Petrokimia ini termasuk salah satu industri strategis. Dari bahan Amonia dan Mega-methanol saja dapat menghasilkan banyak produk turunan, seperti consumer textile, industrial textile, engineering plastic, resin, karet dan acrylic fiber,” ujarnya.

Franky mengatakan industri petrokimia tergolong industri strategis yang dapat meningkatkan pasokan kimia dasar untuk kebutuha industri di Indonesia. Industri ini tergolong industri subsitusi impor yang memiliki nilai strategis dan menjadi prioritas BKPM sejak tahun lalu.

Oleh karena itu, masuknya investasi dari Taiwan tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian realisasi investasi 2016 sebesar Rp 594,8 triliun, khususnya sumbangan dari penanaman modal asing yang dipatok sebesar Rp 386 triliun atau 65 persen dari total realisasi investasi yang ditargetkan masuk.