Rights Issue Astra Agro Tenggelamkan Harga Saham Hingga 10%

Bareksa • 25 Feb 2016

an image
Pekerja menurunkan tandan buah segar kelapa sawit dari perahu di Perkebunan kawasan Gambut Jaya, Muaro Jambi, Selasa (15/9). Menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) harga CPO anjlok menjadi dibawah 600 dolar AS per metrik ton yang merupakan level terendah sejak enam tahun terakhir. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

PE Ratio AALI masih 39,3 kali, di atas industri yang hanya 20,8 kali

Bareksa.com - Perusahaan perkebunan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) berencana menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) untuk melunasi kewajiban utang. Investor menanggapi negatif rencana ini seiring dengan harga saham AALI di pasar yang sudah terlalu mahal dibandingkan industri.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang terbit hari ini Kamis 25 Februari 2016, perseroan akan menerbitkan maksimal 450 juta lembar saham baru dan mengincar dana sebesar Rp4 triliun dari aksi korporasi tersebut. Atas dasar asumsi tersebut maka harga saham baru berkisar Rp8.889 per saham.

Harga tersebut jauh dibawah harga pasarnya yang menyebabkan harga saham AALI ambrol hingga 10 persen menjadi Rp14.900 per saham pada akhir sesi pertama perdagangan hari ini.

Grafik: Pergerakan Harga Saham AALI Intraday

Sumber: Bareksa.com

Meskipun demikian, perseroan belum menyampaikan rasio hak yang akan diterima oleh pemegang saham. AALI akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa pada 11 April 2016 untuk meminta persetujuan rencana tersebut.

Aksi korporasi ini akan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor perseroan menjadi Rp1,01 triliun dari sebelumnya Rp787 miliar. Pemegang saham pengendali perseroan saat ini PT Astra International Tbk (ASII) yang memegang 79,68 persen saham sudah menyampaikan kesanggupan untuk mengeksekusi haknya.

ASII juga akan berlaku sebagai pembeli siaga (standby buyer) untuk aksi korporasi ini. Sementara itu, bila pemegang saham publik tidak mengambil haknya, kepemilikan publik akan berkurang menjadi 15,8 persen dari sebelumnya 20,32 persen.

***

Turunnya harga pasar AALI juga akibat laporan kinerja keuangan 2015 AALI yang baru dirilis hari ini. AALI mencatatkan penurunan laba bersih 75,27 persen menjadi Rp619,1 miliar pada tahun lalu, dibandingkan Rp2,5 triliun pada 2014.

Berdasarkan laporan keuangan 2015, pendapatan bersih AALI turun 17,18 persen menjadi Rp13,05 triliun dibandingkan sebelumnya Rp16,3 triliun. Perseroan mencatat rugi selisih kurs sebesar Rp580,36 miliar dibandingkan sebelumnya Rp126,68 miliar seiring dengan depresiasi nilai rupiah terhadap dolar AS.

Dengan angka laba itu, rasio harga saham terhadap laba (PE Ratio) mencapai 39,3 kali. Rasio tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri sebesar 20,8 kali.

Grafik: Perbandingan PE Ratio Emiten Kelapa Sawit


Sumber: Bloomberg.com, diolah Bareksa.com