Menyingkap Kenaikan Harga Saham Semen Indonesia 40% Dalam 6 Bulan

Bareksa • 24 Feb 2016

an image
Pekerja menngangkat semen ke kapal Pedi dengan tujuan Pulau Bawean di Pelabuhan Rakyat, Gresik, Jawa Timur, Kamis (16/4). ANTARA FOTO/Sahlan Kurniawan/ed/Spt/15.

Naiknya belanja pemerintah menopang perbaikan kinerja keuangan SMGR

Bareksa.com- Performa keuangan PT Semen Indonesia Tbk (Persero) memang belum menunjukan peningkatan signifikan namun perlahan angka penjualan mulai membaik. Dua perusahaan broker asing seperti Macquarie dan Deutche Verdhana Indonesia pun masih merekomendasikan pembelian saham BUMN produsen semen terbesar di Indonesia ini.

Sepanjang tahun 2015 pendapatan Semen Indonesia mencapai Rp26,95 triliun hanya turun tipis 0,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tetapi jika dilihat secara kuartal, angka pendapatan Oktober - Desember 2015 sebetulnya meningkat 2,6 persen dibanding kuartal sebelumnya. Lonjakan volume penjualan 24,6 persen yang menopang pemulihan di kuartal tersebut.

Grafik: Volume Penjualan Kuartalan Semen Indonesia 2015 (Dlm Juta Ton)
Sumber: Semen Indonesia, diolah Bareksa

Momentum atas peningkatan belanja pemerintah di kuartal akhir 2015 mendasari peningkatan permintaan semen. Euforia ini pun tercermin dari lonjakan harga saham SMGR hingga 40 persen dalam 6 bulan terakhir menjadi Rp10.050 per saham saat ini dari Rp7.200 pada 24 Agustus 2015.

Walaupun laba bersih tahun 2015 mengalami penurunan 18 persen tetapi peningkatan marjin EBITDA menjadi 29 persen menjadi insentif bagi investor melakukan pembelian saham SMGR.

Lantas apakah saat ini harga saham SMGR mahal?

Jika kita menarik frame waktu satu tahun terakhir, sebetulnya kinerja harga saham SMGR masih dibawah saham-saham perusahaan di sektor infrastruktur yakni masih negatif 32,33 persen karena setahun lalu harga saham SMGR masih berada di level Rp15.000 per saham.

Saham pesaing SMGR, saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) hanya negatif 20,56 persen. Sementara saham-saham BUMN bidang konstruksi seperti saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT PP Tbk (PTPP) hanya negatif 28,77 persen dan 9 persen. Bahkan saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) telah meningkat 4,14 persen.

Grafik: Pergerakan Saham Sektor Semen & Konstruksi


Sumber: Bareksa.com

Dilihat dari segi valuasi juga harga saham SMGR relatif lebih rendah dibandingkan dengan saham-saham tersebut. Dengan rasio ROE mencapai 17 persen, rasio PER SMGR masih berkisar 14 kali dengan PBV 2,37 kali. (np)


Sumber: Bareksa.com

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang.