Berita / / Artikel

Ini Faktor yang Membuat Harga Saham RALS Melonjak 9% Sehari

• 17 Feb 2016

an image
Salah satu gerai Ramayana Lestari Sentosa di Jakarta (Company)

SSSG Ramayana bulan Januari 2016 tercatat sebesar 5,5 persen

Bareksa.com – Seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan tingkat kepercayaan konsumen, prospek emiten barang konsumsi juga terangkat. Emiten yang bergerak di department store dan supermarket, yaitu PT Ramayana Lestari Tbk (RALS) mulai menunjukan pemulihan.

Pada penutupan perdagangan hari ini (Selasa, 16 Februari 2015), harga saham RALS melonjak 9,38 persen menjadi Rp700. Sejak akhir Januari 2016, kenaikan saham RALS bahkan sudah mencapai 26 persen.

Grafik: Pergerakan Harga Saham RALS Secara Intraday

Sumber: Bareksa.com

Salah satu indikator yang digunakan di industri ritel, yaitu pertumbuhan penjualan dari setiap gerai atau disebut same store sales growth (SSSG) Ramayana meningkat. SSSG menunjukkan jumlah penjualan pada toko-toko yang berusia lebih dari satu tahun atau toko mature.

Data terakhir menunjukkan SSSG Ramayana pada Januari 2016 bertumbuh 5,5 persen. Kenaikan tertinggi berasal dari wilayah Jabodetabek yang mencapai 12,2 persen dipicu oleh implementasi Kartu Jakarta Pintar (KJP), di mana KJP dapat digunakan di gerai-gerai Ramayana. Tiap siswa yang memiliki KJP mendapat Rp500 ribu setiap semester, yaitu pada Juli dan Desember ditambah Rp 100 -  120 ribu per bulannya. (Baca juga: Kartu Jakarta Pintar Dorong Penjualan Ramayana pada Desember).

Grafik: Same Store Sales Growth Year-to-Date RALS

Sumber: Perseroan, Mandiri Sekuritas, Bareksa.com

Supermarket masih menjadi catatan

RALS yang telah bekerja sama dengan SPAR --peritel asal Belanda-- telah mengubah 15 supermarket menjadi berbendera 'SPAR' sejak akhir tahun lalu diiringi dengan perbaikan strategi dan manajemen.

SSSG supermarket menunjukkan peningkatan meskipun masih negatif. Pada Januari 2016, SSSG supermarket membaik menjadi -7,5 persen year-on-year dibanding Desember 2015 sebesar -11,5 persen year-on-year. Namun Mandiri Sekuritas dalam laporan risetnya pada 12 Februari 2016 menyebutkan adanya risiko profitabilitas dari bisnis supermarket sehingga masih mempertahankan rekomendasi 'Neutral'.

Profitabilitas juga menjadi catatan bagi CIMB Securities yang melabeli rekomendasi 'Hold'. Pada laporan risetnya pada 12 Januari lalu, bisnis supermarket diperkirakan akan mengalami kerugian yang lebih besar dibandingkan akhir tahun 2014 yang sebesar Rp35,2 miliar. Hal ini dipicu oleh pemberian diskon besar untuk mengurangi persediaan barang (inventory). 

 

 

 

Tags: