Bareksa.com - Kabar miring mengiringi penurunan harga saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) di awal tahun 2016 ini. Kasus dugaan korupsi mobile 8 yang menyangkut Grup MNC menarik harga saham perusahaan media kelolaan Hary Tanoesoedibjo ke level Rp1.215, terendah sejak tahun 2012. (Baca juga: Diguncang Kasus Pajak Mobile 8, Saham Induk MNC Milik Hary Tanoe Ambrol 43%)
Tapi, jatuhnya harga saham MNC tersebut mendorong valuasi saham menjadi lebih menarik dibanding perusahaan media televisi lainnya. Hari ini, Kamis 4 Febuari 2016 sampai dengan jam 11.15 wib harga saham MNCN berada pada Rp1.335 per saham, menempatkan rasio harga saham per laba (price to earning ratio/PER) pada 16,93 kali.
Level tersebut lebih rendah dibanding pesaing terdekatnya yakni PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang kini diperdagangkan pada kisaran PER 25,42 kali. Serta lebih menarik dibanding PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) yang diperdagangkan pada PER negatif 6 kali. Sebagai informasi, VIVA mengalami PER negatif disebabkan karena perusahaan menglami kerugian Rp551 miliar di kuartal III 2015.
Grafik: Pebandingan PER MNCN, SCMA, & VIVA
sumber: Bareksa.com
Selain itu, Tiga stasiun televisi kelolaan MNC d bulan Januari berhasil mempertahankan posisi sebagai penguasa pangsa pemirsa. MNC memperoleh pangsa pemirsa di bulan Januari sebesar 37,1 persen, tumbuh 40 basis poin dari bulan sebelumnya. RCTI berada di puncak dengan penguasaan pangsa pemirsa sebesar 19,1 persen, MNCTV 11,4 persen dan Global tv 8,8 persen. (Baca juga:Chart Of The Day: Sinetron Picu Pangsa Pemirsa MNC Naik, Saham MNCN Bertenaga)
Grafik: Pangsa Penonton TV Januari 2016
sumber: Nielsen, Riset Mandiri Sekuritas
Rebound saham MNCN hari ini didukung oleh aksi beli yang dilakukan melalui sekuritas asing. Deutsche Bank (DB) membeli sebanyak 56 ribu lot pada harga rata-rata Rp1.291,1 per saham sehingga nilai transaksi mencapai Rp7,5 miliar. Selain DB, Macquarie Capital (RX) juga banyak membeli saham MNCN sebanyak 23 ribu lot atau senilai Rp3 miliar. (Baca juga: Setelah Amblas 31%, MNCN Rebound 8,6 %, Deutsche Bank Pembeli Terbesar)