MARKET FLASH: BRI Cetak Laba Rp25,2 Triliun; BLTZ Rights Issue Rp850 Miliar

Bareksa • 04 Feb 2016

an image
Petugas menghitung pecahan uang yang baru di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kudus, Jateng, Selasa (15/7) - (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

NOBU private placement Rp100 miliar; PTPP catat kontrak Januari Rp849 miliar

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

BBRI meraih laba bersih senilai Rp25,2 triliun sepanjang 2015, naik 4,25 persen dari Rp24,2 triliun pada tahun sebelumnya. Pendapatan BRI naik 14,6 persen secara tahunan menjadi Rp96,4 triliun. Rinciannya, pendapatan bunga mencapai Rp82,2 triliun atau bertumbuh 13,5 persen dan pendapatan non-bunga Rp14,2 triliun, bertumbuh 21,4 persen year on year.

Pertumbuhan laba bersih BBRI ini juga tak lepas dari peningkatan pendapatan komisi atau fee based income yang bertumbuh 21,2 persen menjadi Rp7,4 triliun. Portofolio kredit BRI tercatat senilai Rp558,4 triliun, bertumbuh 13,9 persen dari setahun sebelumnya. Kredit mikro yang menjadi bisnis utama perseroan bertumbuh sebesar 16,8 persen menjadi Rp178,9 triliun.

PT Bank Nationalnobu TBk (NOBU)

NOBU melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement untuk menjaring dana Rp100 miliar. Bank milik Grup Lippo ini menerbitkan 126,58 juta saham dengan harga pelaksanaan Rp790 per saham. Dana private placement itu sudah masuk rekening NOBU pada 1 Februari 2016.

Pemodal yang mengeksekusi saham private placement ini adalah PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI), sehingga transaksinya masuk kategori afiliasi. Setelah private placement, LPGI memiliki porsi 7,60 persen saham  di NOBU, naik dari sebelumnya 4,89 persen.

PT PP Tbk (PTPP)

PTPP memperoleh kontrak baru Rp849 miliar sepanjang Januari, sekitar 2,7 persen dari target sepanjang tahun 2016 sebesar Rp31 triliun. Jumlah perolehan ini tumbuh dua kali lipat dibandingkan realisasi pada bulan sama tahun lalu Rp382 miliar.

Perolehan kontrak baru tersebut antara lain proyek mobile power plant 500 MW GE, terminal building and parking Raden Inten Lampung, serta proyek Kamojang 55 MW Geothermal Power Plant West Java. Target kontrak tahun ini naik 14,7 persen dari realisasi tahun lalu Rp27,01 triliun.

PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ)

BLTZ akan menjual sebanyak-banyaknya 110 juta saham baru dalam rights issue tahun ini. Dengan penambahan modal melalui penawaran umum terbatas, operator bioskop CGV Blitz ini akan meraih dana maksimum Rp850 miliar.

Harga pelaksanaan rights issue Rp7.727 per saham, lebih tinggi dibanding harga penutupan di pasar reguler Rp4.500 pada perdagangan kemarin (3 Februari 2016). Dana rights issue akan digunakan untuk melunasi utang maksimal Rp250 miliar dan untuk belanja modal membangun bioskop baru.

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)

KRAS belum memutuskan untuk melakukan divestasi atau pelepasan saham dari anak usahanya pada saat ini. Mengacu kepada salinan peta-jalan BUMN 2015 – 2019, pemerintah ingin KRAS fokus terhadap produksi dan penjualan produk baja, sedangkan anak usaha yang tidak terkait dengan kegiatan usaha baja seperti rumah sakit dan pelabuhan akan disinergikan pengelolaannya dengan BUMN lainnya.

Sekretaris Perusahaan KRAS Iip Arief Budiman mengatakan konsep implementasi sinergi bisnis BUMN tersebut masih dikaji oleh tim yang dibentuk Kementerian BUMN. Pada saat ini, KRAS tengah mengkaji kemungkinan divestasi anak usahanya.  Sejauh ini, KRAS memiliki 11 anak usaha yang terdiri atas 4 perusahaan di sektor baja dan 7 perusahaan di sektor non-baja. Perseroan juga memiliki saham di 7 perusahaan lain, tapi tidak menjadi pemegang saham mayoritas.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)

Kendati masih menunggu Peraturan Presiden tentang penurunan harga gas, PT Pertamina Gas dan PGAS telah melakukan pemangkasan harga jual kepada industri. Tahap pemangkasan harga gas telah dilakukan oleh Pertagas dan PGAS terhadap pelanggan industri di Sumatera Utara.

Pemangkasan harga gas tidak akan mengurangi jatah dari KKKS karena bagi hasil negara yang dipangkas. Harga gas yang saat ini berada pada ki saran US$6 - 7 per MMBtu akan dipangkas US$1 per MMBtu. Sementara harga gas yang masih berada di level US$8 per MMBtu akan dipangkas US$2 per MMBtu.