MARKET FLASH: 15 Holding BUMN Disiapkan; Laba Waskita Lampaui Target

Bareksa • 01 Feb 2016

an image
Menteri BUMN Rini Sumarno (kedua kanan) menyaksikan penandatanganan sinergi BUMN oleh Direktur Utama PTPN XI Dolly Pulungan (kiri), perwakilan Dirut WIKA, Yusmar Anggadinata (kedua kiri) dan Direktur Utama Barata Indonesia Zakky Gamal (kanan) di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (22/12/2015). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Grup MNC siapkan $500 juta untuk ekspansi; pabrik rayon SRIL beroperasi tahun ini

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

Holding BUMN

Kementerian Badan Usaha Milik Negara menyiapkan pembentukan 15 induk usaha (holding) perusahaan pelat merah. Selain itu, jumlah perusahaan akan dipangkas dari 119 entitas menjadi 85 entitas usaha. Rencana tersebut tertuang dalam peta jalan (road map) Kementerian BUMN 2015 - 2019 yang bertujuan menjadikan BUMN sebagai garda terdepan pembangunan nasional.

Fajar Harry Sampurno, Deputi Menteri BUMN bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media, mengatakan pemerintah menargetkan membentuk minimal tiga holding baru pada akhir tahun ini. Ketiga holding membawahi bidang usaha pertambangan, pertahanan strategis, serta industri berat dan perkapalan. Ke-15 holding yang disiapkan pemerintah sampai dengan 2019 adalah:
1. BUMN pariwisata,
2.logistik,
3. pangan,
4. perkebunan,
5. pupuk,
6. farmasi,
7. pelabuhan,
8. konstruksi dan infrastruktur,
9. konektivitas,
10. tambang,
11. pertahanan strategis,
12. reasuransi,
13. industri berat,
14. asuransi umum,
15. perbankan dan jasa survei.

PT Hanson International Tbk (MYRX)

PT Asabri (Persero) tengah mengkaji untuk menambah kepemilikan saham di emiten yang kini sepenuhnya berbisnis properti, MYRX. Direktur Utama Asabri Adam R. Damiri mengatakan pemilikan saham di Hanson akan menopang program Asabri untuk menyediakan hunian bagi prajurit TNI dan Polri.  Adam mengungkapkan saat ini sebanyak 75 persen dari total peserta Asabri sekitar 1,15 juta orang belum memiliki rumah tinggal.

Dalam program penyediaan hunian tersebut, Asabri juga akan memberi pinjaman uang muka tanpa bunga kepada prajurit bertenor 20 tahun. Angsuran pinjaman tersebut akan dibayar melalui premi asuransi yang disetor prajurit TNI/Polri. Sebelumnya, Asabri memborong saham Hanson sebanyak 954.835.200 lembar atau 6,06 persen dari total saham MYRX. Transaksi saham berlangsung dalam periode 18 - 25 Januari 2016.

Produk Reksa Dana

Peluncuran produk baru menjadi salah satu strategi manajer investasi untuk mengejar target pertumbuhan dana kelolaan pada tahun ini. Sepanjang Januari 2016, tercatat ada 16 produk reksa dana baru yang mengantongi izin efektif dari otoritas bursa. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), mayoritas produk reksa dana baru yang terdaftar merupakan reksa dana terproteksi. Tercatat, ada 10 reksa dana terproteksi yang terdaftar sejak Januari.

Enam produk reksa dana baru lainnya terdiri atas 3 reksa dana saham, 2 reksa dana syariah, dan 1 reksa dana pasar uang. Manajer Investasi yang paling banyak mengantongi izin efektif produk reksa dana baru pada Januari 2016 adalah BNI Asset Management. Tiga produk BNI Asset Management yang mendapat izin efektif pada bulan lalu, yakni Reksa Dana Terproteksi BNI-AM Proteksi LXIII, Reksa Dana Terproteksi BNI-AM Proteksi Parasatya, dan Reksa Dana Syariah Terproteksi BNI-AM Proteksi Syariah Wimala.

Aturan DIRE

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut aturan terkait dengan instrumen dana investasi real estate (DIRE) akan terbit pada pekan ini. Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK menuturkan salah satu produk yang akan didorong untuk meningkatkan likuiditas dan memperdalam pasar modal nasional adalah DIRE. Untuk itu, regulasi DIRE akan disusun agar instrumen investasi ini makin menarik di mata investor.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan pajak keuntungan atas pengalihan aset real estate atau capital gain DIRE akan diturunkan dari 25 persen menjadi hanya 1 persen. Aturan pajak itu akan dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan ditargetkan terbit pada akhir Januari 2016.

Grup MNC

Grup MNC bakal menggelontorkan US$500 juta untuk ekspansi organik dan nonorganik, dua di antaranya pengembangan bisnis broadband dan akuisisi perbankan. Hary Tanoesoedibjo, CEO Grup MNC, mengatakan dari total kebutuhan dana US$500 juta, sudah tersedia dananya. Sisanya bakal diambil dari penawaran umum terbatas tetapi bukan penerbitan obligasi.

Hary menjelaskan sebagian besar dana dikucurkan untuk pengembangan broadband, bisnis properti, dan bisnis jasa finansial. Di bisnis layanan Internet berkecepatan tinggi termasuk Internet Protocol TV (IPTV), kelompok usaha berbasis media massa itu akan mengembangkan PT MNC Kabel Mediacom (MNC Play Media). Di bisnis jasa finansial, Grup MNC tengah di tahap uji tuntas (due diligence) rencana akuisisi satu bank perusahaan terbuka.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT)

Pada 2015, WSKT berhasil meraih laba bersih melampaui target. M. Choliq, Direktur Utama WSKT, menjelaskan, perseroannya membukukan pendapatan sebesar Rp 14,1 triliun dengan laba bersih Rp 1,04 triliun. Pencapaian tersebut lebih tinggi dari target pendapatan perseroan tahun lalu sebesar Rp 13,3 triliun dan laba bersih Rp 650 miliar. Sementara dibandingkan dengan kinerja  2014, pendapatan WSKT bertumbuh 37,9 persen dan laba bersihnya naik hingga 107 persen.

Laba bersih sudah melampaui target karena banyak proyek yang memang sudah berhasil digarap. Realisasi tersebut membuat perseroan ini mengerek target kinerja pada tahun 2016. Harapannya, laba bersih perseroan bisa tumbuh dua kali lipat menjadi Rp 2 triliun dengan pendapatan sebesar Rp 27 triliun.

PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

ADRO memproyeksikan pasar batu bara belum bisa pulih dalam jangka pendek. Sehingga, manajemen ADRO menargetkan produksi batu bara tahun ini masih stagnan di level 52 – 54 juta ton. Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan ADRO, mengemukakan, biaya kas batu bara perseroan diperkirakan terus menurun menjadi US$ 26 per ton sampai US$ 28 per ton. Ini lantaran harga minyak mentah masih melemah dan nisbah kupas yang lebih rendah sebesar 4,71 kali.

Oleh karena itulah, manajemen ADRO memperkirakan, EBITDA bakal mencapai sekitar US$ 450 juta sampai US$ 700 juta. Mahardika bilang, perseroannya masih akan menerapkan strategi efisiensi dan mempertahankan belanja modal yang cukup rendah. Tahun ini, belanja modal ADRO diperkirakan hanya US$ 75 juta sampai US$ 100 juta.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN/PGAS)

PT Saka Energi Indonesia (SEI), anak usaha PGAS rupanya sudah membuka penawaran untuk menjual 35 - 40 persen saham Blok South Sesulu di Kalimantan Timur sebelum harga minyak anjlok di kisaran US$ 32 per barel. Namun, saat ini penjualan saham ini terganjal masalah harga minyak yang terus turun. Padahal, sebelum harga minyak anjlok, sudah ada delapan perusahaan migas yang berminat untuk bermitra dengan Saka Energi untuk mengelola blok yang masih tahap eksplorasi itu.

Chief Operation and Commercial Officer Saka Energi Tumbur Parlindungan mengungkapkan, dengan kondisi harga minyak saat ini, proses penjualan hak partisipasi atau saham Saka Energi di Blok South Sesulu menjadi sangat bergantung dari objektif perusahaan yang mau melakukan farm in (membeli hak partisipasi sebuah blok).

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL/Sritex)

SRIL tengah membangun pabrik baru guna memproduksi produk hulu bahan baku tekstil sebagai langkah mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Presiden Direktur Sritex Iwan Setiawan Lukminto mengatakan pabrik rayon atau bahan pembuat benang di Sukoharjo, Jawa Tengah punya dua lini produksi dengan total kapasitas produksi 80.000 ton - 100.000 ton per tahun.

Pencapaiannya sudah mencapai 85 persen. Mulai produksi Juli - Agustus mendatang. Pabrik rayon itu juga dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga uap 30 megawatt (MW). Untuk memenuhi kebutuhan pabrik rayon ini, Sritex bakal membuka lahan hutan tanaman industri di Kalimantan pada tahun ini juga.