Jepang Siapkan Rp8,1 Triliun untuk Investasi Listrik di Indonesia

Bareksa • 29 Jan 2016

an image
Kepala BKPM Franky Sibarani memberikan keterangan pers seusai mengikuti rapat kabinet terbatas bidang ekonomi di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (16/9). Rapat tersebut membahas soal penanaman modal asing atau Foreign Direct Investment (FDI) serta kemudahan berusaha di Indonesia. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

Sektor kelistrikan mendominasi keinginan investasi jepang di Indonesia.

Bareksa.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan investor Jepang masih berminat untuk menanamkan modal dalam sektor kelistrikan di Indonesia. Investor Negeri Sakura mengaku siap untuk mengalokasikan dana sebesar $600 juta atau Rp8,1 triliun.

Angka ini berasal dari dua perusahaan untuk pembangunan pembangkit listrik di Cirebon, Jawa Barat senilai $ 200 juta dan di Medan, Sumatera Utara senilai $400 juta.

Kepala BKPM Franky Sibarani menyebutkan BKPM mengarahkan agar perusahaan segera memasukkan aplikasi perizinan memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam.

“Kami telah meminta perusahaan untuk segera mengajukan permohonan perizinan–perizinan pusat melalui PTSP BKPM melalui pelayanan 3 jam, dan untuk perizinan –perizinan lainnya BKPM siap untuk memfasilitasi,” ujarnya, Jumat, 29 januari 2016.

Menurut Franky, investasi pembangunan infrastruktur listrik sangat penting karena akan menambah kapasitas listrik nasional. Proyek di Medan sendiri merupakan pengembangan proyek Medan IPP dengan kapasitas 250 MW bekerja sama dengan BUMN, yakni Pertamina dan BUMD Provinsi Sumatera Utara.

Franky menilai minat investasi di bidang kelistrikan tersebut patut disyukuri. Hal ini menambah daftar minat investor yang berhasil diidentifikasi selama kunjungan ke Jepang dengan nilai total mencapai $1,971 miliar.

“Sektor listrik termasuk yang mendominasi dengan nilai investasi mencapai US$ 600 juta atau setara dengan 30% dari total investasi yang berhasil di identifikasi,” ujarnya.
 
Berdasarkan data BKPM. investasi dari Jepang terus menunjukkan peningkatan selama enam tahun terakhir. Sejak 2010, nilai investasi Jepang ke Indonesia mencapai $713 juta.

Angka ini meningkat pada 2011 menjadi $1,5 miliar dan menjadi $2,3 miliar pada 2012. Puncak investasi Jepang, kata dia, terjadi pada 2013, di mana Jepang menjadi peringkat teratas investasi dengan realisasi US$ 4,7 miliar.

Pada 2014 turun dan berada di level $2,7 miliar, lalu pada 2015 meningkat tipis menjadi $2,8 miliar. Dari sisi realisasi investasi berdasar negara asal untuk periode 2010-2015, posisi Jepang berada di peringkat dua di bawah Singapura dengan nilai mencapai US$ 31 miliar.

Di bawah Singapura dan Jepang, ada Amerika Serikat dengan nilai investasi US$ 8,2 miliar, Korea Selatan dengan nilai investasi US$ 8 miliar dan Malaysia di peringkat kelima dengan nilai investasi US$ 7,1 miliar.