Bareksa.com – Di tengah positifnya Indeks Harga Saham Gabungan (HSG) pada penutupan perdagangan hari ini (Senin, 25 Januari 2016), saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) justru terkoreksi 1,8 persen. Selama tiga hari berturut-turut, harga saham LPPF bahkan telah anjlok 8 persen.
Grafik: Pergerakan Saham LPPF Intraday
Sumber: Bareksa.com
Turunnya saham LPPF disinyalir karena penambahan kepemilikan saham di PT Global Ecommerce Indonesia (GEI) yang mengoperasikan toko di dunia maya (online stores), yaitu MatahariMall.com ditambah rekomendasi beberapa analis yang menurunkan rekomendasinya terhadap LPPF. (Baca juga: Menakar Potensi MatahariMall.com Milik Grup Raksasa Lippo)
LPPF dalam keterbukaan informasi pada 22 Januari 2016 lalu meningkatkan kepemilikan saham di GEI hingga 10,33 persen dari sebelumnya 5,16 persen. LPPF tercatat telah tiga kali melakukan penyertaan saham di GEI. Total dana yang telah dikeluarkan LPPF untuk masuk ke GEI mencapai Rp 179,8 miliar. Setelah penambahan saham LPPF, kepemilikan saham di MatahariMall.com masih didominasi oleh Grup Lippo melalui PT Investa Digital Ventura.
Tabel: Struktur Kepemilikan Mataharimall.com
Sumber: PT Matahari Department Stores Tbk
LPPF menyebutkan bisnis e-commerce sebagai peluang yang signifikan sehingga penambahan saham di GEI dapat memperbesar peluang untuk meningkatkan penjualan dan laba. Namun, perlu dicatat per Juli 2015, rugi bersih GEI sudah mencapai Rp 59 miliar.
Macquarie Securities dalam laporan risetnya pada 20 Januari 2016 lalu mengubah rekomendasi LPPF dari ‘Neutral’ menjadi ‘Underperform’, yang artinya imbal hasil (return) LPPF diperkirakan turun lebih dari 10 persen dalam dua belas bulan ke depan. Target harga untuk 12 bulan ke depan Rp 14.600, yang berarti ada potensi penurunan sekitar 8 persen dari harga penutupan hari ini Rp15.925.
Macquarie meyakini MatahariMall.com dan pertumbuhan e-commerce yang tinggi dapat mengkanibalisasi penjualan LPPF. Hal ini dikarenakan harga beberapa barang di MatahariMall.com sebanyak 30 - 50 persen lebih rendah dari harga di toko .
Selain Macquarie, Kim Eng Securities juga merekomendasikan ‘Sell’ dengan target harga Rp14.000. Kim Eng menyebutkan meski LPPF mencoba memperkuat bisnisnya di bisnis e-commerce dengan menambah kepemilikan saham, tapi perlu waktu bagi LPPF mendapatkan keuntungan.
Senada dengan Kim Eng, Mandiri sekuritas menyebutkan bahwa MatahariMall.com masih berada di dalam tahap awal pengembangan sehingga belum dapat menyumbang pendapatan bagi LPPF.
Department Stores Paling Terdampak Pertumbuhan E-Commerce
Dalam studi kasus di beberapa negara seperti yang ditulis dalam laporan riset Macquarie, suksesnya e-commerce telah menyebabkan department stores tertekan seperti di negara China, Singapura dan Inggris.
Meskipun di Indonesia e-commerce masih dalam tahap awal pertumbuhan, tapi jika penetrasi internet dan smartphone di masyarakat Indonesia sudah cukup tinggi, bukan tidak mungkin e-commerce dapat menggerus department stores.
Grafik: Potensi Pertumbuhan Penjualan Online di Indonesia
Sumber: Macquarie Securities
Selama periode 2008 - 2014, pertumbuhan penjualan online (e-commerce) di Indonesia mencatatkan angka yang fantastis, mencapai CAGR 79,5 persen dan tahun ini diperkirakan masih akan bertumbuh 65 persen.