Bareksa.com – Pasir putih lembut di jari kaki dan air laut yang bening menjadi salah satu daya tarik di Pantai Kuta, Lombok. Pantai yang masih perawan ini menjadi bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Mendapatkan namanya dari kisah puteri berparas cantik yang dipercaya Suku Sasak, kawasan ekonomi khusus ini adalah potensi kekuatan pariwisata NTB dan merupakan satu dari 10 destinasi wisata baru yang dikembangkan pemerintah. Kawasan terintegrasi tersebut akan terdiri dari penginapan, taman hiburan, wisata air, pusat perbelanjaan hingga lapangan golf.
Berdasarkan kajian Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus dengan PT Sinergi Visi Utama pada 2012, nilai investasi infrastruktur dan lahan di luar modal kerja selama 30 tahun untuk pengembangan Mandalika sebesar Rp4,41 triliun. Nilai itu belum termasuk pengembangan properti dan modal kerja.
Bahkan, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pengembangan KEK Mandalika membutuhkan investasi yang jauh lebih besar. “Investasi total pernah kami hitung sekitar Rp37 triliun,” ujarnya mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam peninjauan ke Mandalika Resort pada Desember lalu.
Tabel: Perkiraan Investasi KEK Mandalika
Sumber: Kajian Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus 2012
Dengan nilai investasi yang tidak sedikit itu pun, Menteri Pariwisata memproyeksikan pengembangan kawasan pariwisata Mandalika dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara sampai satu juta orang per tahun dan mendatangkan keuntungan hingga Rp 14 triliun per tahun.
Selama ini, jumlah wisatawan NTB setiap tahun selalu meningkat. Hal ini terbukti sejak 2009 hingga 2014 jumlah kedatangan wisatawan meningkat 20 - 40 persen setiap tahunnya.
Kementerian Pariwisata memperkirakan untuk periode 2015 wisatawan yang telah datang sebanyak 2,2 juta orang. Pencapaian tersebut membuat jumlah kunjungan wisatawan ke NTB ditargetkan dapat mencapai 3 juta orang pada tahun 2016. Masing-masing 1,5 juta wisatawan asing dan 1,5 juta wisatawan domestik.
Grafik: Pertumbuhan Jumlah Wisatawan ke NTB
Sumber: Badan Pusat Statistik
Lantas, bagaimana kawasan pariwisata ini dapat berdampak pada ekonomi regional NTB?
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB kuartal III-2015 mencapai Rp27,68 triliun atau bertumbuh 26,12 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi NTB memiliki laju pertumbuhan ekonomi kuartal III-2015 yang tertinggi dari seluruh provinsi Indonesia dipicu pertumbuhan sektor pertambangan dan galian khususnya kontribusi dari Newmont.
Di luar pertambangan, pertumbuhan ekonomi tercatat 6,14 persen pada kuartal III-2015, atau melebihi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,73 persen. Tingkat kunjungan wisatawan yang meningkat dan tingginya realisasi investasi menyumbang tingginya pertumbuhan ekonomi NTB.
Grafik: Pertumbuhan Ekonomi NTB YoY (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia
Berdasarkan data BPS, NTB mencatat kontribusi pendapatan sektor pariwisata masih belum signifikan. Sektor Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum hanya menyumbang 2,4 persen, cukup rendah bila dibandingkan dengan provinsi pariwisata lain seperti Bali dan Yogyakarta. Oleh karena itu, masih banyak potensi yang dapat digali.
Melihat potensi tersebut, Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara menilai Lombok dengan adanya KEK Mandalika masih dapat berkembang seperti halnya Pulau Bali yang memiliki daya tarik tersendiri.
“Lombok dan Bali masing-masing unggul di bidangnya dan memiliki daya tarik bagi berbagai karakter wisatawan. Lombok akan mampu memiliki tingkat kunjungan yang daya tariknya sama dengan Bali,” katanya ketika dihubungi Bareksa.com.
Survei yang dilakukan Bank Indonesia berdasarkan opini wisatawan menunjukkan pariwisata Lombok memiliki keunggulan lebih pada keindahan alam dibandingkan dengan destinasi wisata lain yang pernah dikunjungi.
Grafik: Aspek Keunggulan Pariwisata Lombok Berdasar Survei BI
Sumber: Bank Indonesia
Pengembangan pariwisata berpotensi menciptakan daya tarik investasi dan juga penyerapan tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperkirakan KEK Mandalika dapat menyerap 58 ribu tenaga kerja dan dapat berdampak signifikan dalam mengurangi pengangguran di NTB.
Dengan asumsi lowongan kerja pada 2014 sebanyak 58.000, maka dengan tambahan tersebut jumlah lapangan kerja bisa menjadi dua kali lipat pada saat tahap pertama KEK Mandalika beroperasi pada 2022.
Grafik: Potensi Pertumbuhan Lowongan Kerja di NTB
Sumber: Badan Pusat Statistik
Di samping potensi yang besar tersebut, masyarakat NTB sendiri harus terus memperbaiki diri. Ukus mengatakan dibutuhkan kesiapan masyarakat sebagai tuan rumah destinasi pariwisata yang akan menerima manfaat dari aktivitas kepariwisataan.
“Mereka perlu pola pikir dari agraris ke pola pikir pariwisata dan itu perlu didukung oleh para pemangku kepentingan (stakeholder). Kalau dari masyarakat, yang utama adalah meningkatkan kesadaran dan meningkatkan tata kelola objek daya tarik pariwisatanya,” ujarnya.
Dari sisi investor, kawasan ini akan dikelola oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), satu badan usaha milik negara di bidang pariwisata yang siap mengucurkan Rp2,1 triliun dalam tahap pertama selama 10 tahun. Tidak sendirian dalam mengembangkan wilayah seluas 1.035,67 hektare ini, ITDC juga menggandeng BUMN lain yaitu PT Pelindo III untuk pengembangan sektor infrastruktur.
Adapun pihak swasta yang ikut mengembangkan kawasan itu termasuk PT MNC Land Tbk milik taipan Hary Tanoesoedibjo dan PT Gobel International yang dimiliki pengusaha Rachmat Gobel. Kedua korporasi ini akan mengembangkan hotel, resort dan wisata terpadu. Selain itu, PT Aquo Energy akan mengembangkan bidang energi matahari (solar energy).
Peletakan batu pertama (groundbreaking) yang dilakukan Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 diharapkan dapat menjadi tonggak untuk pengembangan pariwisata di KEK Mandalika, setelah sempat mandek walaupun sudah dirancang sejak zaman Presiden Soeharto. Alangkah indahnya bila kita bisa menikmati pantai cantik dengan fasilitas lengkap yang berada di negeri sendiri, plus memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi daerah.