Sekuritas Asing Ganjar Rating Positif untuk WSKT, ADHI dan PTPP

Bareksa • 21 Jan 2016

an image
Pekerja PT Adhi Karya (Persero) Tbk tengah mengerjakan proyek struktur beton proyek konstruksi gudang suku cadang / New Spare Part Centre PT Astra Honda Motor di kawasan industri Indo Taisei – Bukit Indah, Karawang, Jawa Barat (26/03). ANTARA FOTO/HO

Selain itu, Macquarie juga memasang target harga tinggi untuk ketiga perusahaan konstruksi plat merah ini

Bareksa.com - Macquarie Capital Securities Indonesia memberi rating positif kepada tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi, yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Selain itu, sekuritas asing ini juga memasang target harga tinggi untuk ketiga perusahaan konstruksi pelat merah ini. Apa alasannya?

Berdasarkan laporan riset Macquarie yang ditulis Stanley Liong dan Calvina Karmoko pada 19 Januari 2016  disebutkan bahwa Waskita merupakan perusahaan utama yang mengembangkan tol Trans Jawa, serta kuatnya pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan. Pasca mengakuisisi 38,5 persen saham Waskita MNC Transjawa Toll Road (WMTTR), Waskita kini menguasai lebih dari 80 persen saham di tiga ruas proyek tol yang secara keseluruhan bernilai Rp10 triliun.

Waskita membukukan pendapatan dan laba terbaik pada sembilan bulan pertama 2015. Berdasarkan data perusahaan, sampai dengan September 2015 Waskita berhasil mengelola kontrak senilai Rp24,7 triliun, melampaui hasil yang diperoleh sepanjang 2014 senilai Rp22,6 triliun. Dari perolehan kontrak tersebut, Waskita berhasil mencetak pendapatan Rp7,4 triliun, bertumbuh 40 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Petumbuhan pendapatan itu terbaik di antara tiga BUMN konstruksi lainnya.

Grafik: Pendapatan Perusahaan Konstruksi BUMN


sumber: Perusahaan, diolah Bareksa

PT PP Tbk (PTPP) dianggap menarik karena berpotensi mendapat berkah dari proyek tol laut Jokowi. PTPP memiliki reputasi baik dalam pembangunan sejumlah pelabuhan, seperti Kuala Tanjung (Surabaya) dan Kalibaru (Jakarta). Selain itu, perusahaan ini juga sedang mengerjakan pembangunan Makassar New Port.

Sampai dengan November 2015, perusahaan ini berasil meraih kontrak sebesar Rp21 triliun naik drastis dari bulan sebelumnya Rp18,6 triliun. Peningkatan tersebut tercapai karena peningkatan realisasi belanja infrastruktur oleh pemerintah pada akhir tahun.

Selanjutnya PT Adhi Karya Tbk (ADHI), menurut Macquarie, perusahaan ini diproyeksi akan membukukan pertumbuhan signifikan didorong proyek kereta ringan (LRT) Jabodetabek. Nilai proyek LRT mencapai Rp34 triliun, atau jauh lebih tinggi dari kontrak baru yang diraih ADHI pada Januari - November sebesar Rp11 triliun.  (Baca juga: ADHI Jadi Kontraktor LRT, Seberapa Untung?)

Selain prospek positif, Macquarie juga meningkatkan target harga saham kepada tiga kontraktor BUMN ini. Harga WSKT ditargetkan akan mencapai Rp2.100 dalam 12 bulan atau lebih tinggi 21 persen dari penutupan 20 Januari 2016 di Rp1.705. Target harga PTPP berada pada Rp4.800 dan ADHI sebesar Rp3.000.