Bareksa.com - Saham perusahaan jasa penunjang operasional migas, PT Elnusa Tbk (ELSA) pada pembukaan perdagangan pagi ini akhirnya meningkat 1,1 persen ke posisi Rp191 per saham, setelah seminggu lebih mengalami penurunan.
Kemarin harga saham ELSA sempat melorot 69,2 persen hingga Rp189 per saham, jika dibandingkan dengan harga saham ELSA periode sama tahun sebelumnya. Ambrolnya harga minyak dunia hingga dibawah level $30 per barel untuk jenis brent menjadi faktor tertekannya harga saham ELSA.
Selama satu tahun terakhir ini harga si emas hitam telah anjlok 38 persen menjadi $29,04 per barel dari sebelumnya $46,39 per barel.
Grafik: Pergerakan Harga Saham ELSA dan Harga Minyak Dunia Selama 1 Tahun
Sumber: Data diolah
Akibatnya sepanjang Januari - September 2015 pendapatan ELSA turun menjadi Rp2,6 triliun dari sebelumnya Rp3 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Namun ELSA berhasil menjaga kinerja laba bersih yang hanya turun tipis menjadi Rp226 miliar dari sebelumnya Rp288 miliar.
Perjuangan manajemen ELSA untuk menjaga kinerja keuangan tak lepas dari kesetiaan pemegang saham terbesar ELSA yang tetap setia mempertahankan kepemilikannya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 31 Desember 2015, PT Pertamina masih memegang 3 miliar lembar saham ELSA atau 41,104 persen dari seluruh jumlah saham yang beredar. Selain itu, Dana Pensiun Pertamina juga masih mempertahankan kepemilikannya di ELSA sebanyak 1,3 miliar lembar saham atau setara 17,812 persen dari jumlah saham yang beredar. Jumlah tersebut tidak berubah dibanding kepemilikan per akhir tahun sebelumnya.
Sementara itu kepemilikan PT Prudential Life Assuance atas saham ELSA justru naik 0,575 persen menjadi 687,2 juta lembar saham atau 9,415 persen di tengah penurunan harga saham ELSA. Jika dilihat pada tanggal 29 Januari 2015, Prudential hanya memiliki 9,27 persen terhadap kepemilikan ELSA.
Selama satu tahun terakhir, Prudential terpantau paling aktif melakukan transaksi jual-beli saham ELSA dibanding pemegang saham terbesar lainnya. (np)