Bareksa.com - Direktur utama PT Adhi Karya Tbk, Kiswodarmawan melakukan investasi pada perusahaan konstruksi BUMN yang kini berada di bawah kelolaannya. Berdasarkan keterbukaan informasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Kiswodarmawan tercatat membeli 400.000 lembar saham Adhi Karya (ADHI) pada 11 Januari 2015.
Pembelian oleh direktur kelahiran 1957 itu dilakukan pada harga Rp2.270 per saham atau lebih rendah dari harga penutupan 11 Januari 2016 di level Rp2.325 per saham. Total nilai transaksi ini mencapai Rp908 juta. Adapun tujuan dari transaksi beli ini untuk kepentingan investasi pribadi Kiswo.
Investasi tersebut dilakukan setelah harga saham ADHI bergerak negatif pada 2015. Sebagai informasi, saham ADHI sejak Januari - Desember 2015 sudah anjlok 39 persen. Namun dalam beberapa hari terakhir, saham ADHI bersama dengan sejumlah saham konstruksi lainnya menunjukkan peningkatan harga didorong penandatanganan kontrak oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang mencapai Rp9,3 triliun pada Januari ini.
Dengan penandatangan kontrak tersebut, diperkirakan penyerapan anggaran pada Januari mencapai 5 - 6%. Lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya yang baru bisa tercapai pada Mei - Juni. (Baca juga: Proyek Infrastruktur Jokowi yang Ditenderkan Pada 2015 Capai 70%, Apa Impaknya?)
Grafik: Harga Saham ADHI
sumber: Bareksa.com
Selain ADHI, pembelian oleh petinggi perusahaan juga terjadi pada perusahaan produsen beton pracetak PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON). Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, Budi Harto yang menjabat sebagai Komisaris Utama WTON tercatat membeli 1 juta lembar saham pada 12 Januari 2016. Pembelian atas satu juta lembar saham tersebut dilakukan pada harga Rp965 per saham sehingga total dana yang dikeluarkan Budi Harto mencapai Rp965 juta. Tujuan transaksi beli ini untuk kepentingan investasi pribadi.
Grafik: Harga Saham WTON
sumber: Bareksa.com
Sama seperti ADHI, pergerakan harga saham WTON pada 2015 juga negatif. Sejak Januari - Desember 2015, WTON tercatat ambrol 37 persen menjadi Rp825 per saham dari sebelumnya Rp1.300. Pada awal 2016 seiring dengan terdorongnya harga saham perusahaan konstruksi, harga WTON ikut meningkat 16 persen.