Pegang Lisensi Starbucks, Saham Mitra Adiperkasa Masih Negatif Pasca Ledakan Bom

Bareksa • 15 Jan 2016

an image
Suasana pasca bom meledak di depan gerai Starbucks Sarinah, Thamrin

Starbucks memberikan kontribusi laba bagi MAPI saat segmen usaha lain mengalami kerugian periode kuartal III-2015

Bareksa.com - Ledakan bom di depan gerai Starbucks Jakarta Theater kawasan Sarinah masih mendorong pelemahan pada saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang memegang lisensi operasi Starbucks di Indonesia. Pasalnya gerai Starbucks memberi kontribusi signifikan dalam kinerja keuangan MAPI.

Menyusul terjadinya aksi terorisme kemarin (Kamis, 14 Januari 2016) harga saham MAPI merosot 3,25 persen menjadi Rp3.870 per saham. Sementara hari ini (Jumat, 15 Januari 2016) sampai dengan penutupan perdagangan sesi pertama, saham MAPI masih ditutup turun 0,90 persen ke Rp3.835. (Baca juga: Saham MAPI Anjlok 3,25% Setelah Serangan Bom di Depan Starbucks Sarinah)

Grafik: Pergerakan Harga Saham MAPI Periode 16 Des 2015 - 14 Jan 2016

Sumber: Bareksa.com

Grafik: Pergerakan Harga Saham MAPI Intraday 15 Januari 2016

Sumber: Bareksa.com

Pasca ledakan bom, dalam website resmi perusahaan, pihak Starbucks menutup seluruh gerai yang beroperasi di Jakarta kemarin. Namun hari ini sudah kembali beroperasi, hanya gerai di Jakarta Theater kawasan Sarinah yang masih ditutup.

Seberapa berarti Starbucks bagi salah satu perusahaan retail terbesar di Indonesia ini?

Starbucks dioperasikan oleh PT Sari Coffee Indonesia (SCI) yang merupakan pemegang lisensi tunggal operasi Starbucks di Indonesia. Adapun SCI secara langsung dimiliki 99 persen oleh Mitra Adiperkasa, perusahaan retail yang telah memiliki lebih dari 1.000 outlet di 39 kota seluruh Indonesia.   

Beroperasi sejak 2002 dengan gerai pertama di Plaza Indonesia, SCI kini telah mengelola 214 gerai Starbucks di seluruh wilayah Indonesia dan 50 di antaranya berada di Jakarta. Walhasil, nilai aset operator Starbucks ini dalam tiga tahun terakhir melonjak hampir dua kali lipat menjadi Rp688 miliar. Pada 2012 lalu aset Starbucks baru Rp346 miliar. Melesatnya jumlah gerai Starbucks di Indonesia menunjukkan naiknya peminat kopi di Indonesia.

Aset Starbucks pun menduduki peringkat ketiga aset terbesar yang dimiliki MAPI, setelah SOGO dan MAP Aktif Adiperkasa (perusahaan pengelola merek olahraga).

Grafik: Pertumbuhan Gerai Starbucks

Sumber: Bareksa.com

Setelah MAPI melepas saham anak usaha yang mengelola brand Domino's Pizza pada 2014 dan brand Burger King pada semester I-2015, membuat gerai Starbucks menjadi andalan MAPI dalam segmen kafe dan restoran.

Dalam laporan keuangan MAPI, segmen kafe dan restoran memang bukan penyumbang pendapatan terbesar. Namun per kuartal III-2015 hanya segmen ini yang menyumbang laba. Segmen penjualan ritel yang biasanya memberi kontribusi laba terbesar, akibat pelemahan ekonomi serta pelemahan nilai tukar rupiah harus membukukan kerugian sepanjang Januari - September 2015.

 

Grafik: Penjualan Mitra Adiperkasa berdasarkan segmen usaha

 


Sumber: Laporan keuangan

Grafik: Penjualan Mitra Adiperkasa berdasarkan segmen usaha

Sumber: Laporan keuangan

Marjin operasional segmen kafe dan restoran pun meningkat menjadi 8,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya 0,1 persen. Alhasil MAPI berencana membuka 50 gerai Starbucks di tahun ini. (np)