Bareksa.com – Semenjak Jokowi mengedepankan pembangunan infrastruktur, BUMN konstruksi mendapat berkahnya. Dengan instruksi percepatan penyerapan anggaran dari Presiden, tender proyek pemerintah lebih cepat dibanding periode-periode sebelumnya dan berdampak positif pada perusahaan-perusahaan milik negara. (Baca juga : Proyek Infrastruktur Jokowi yang Ditenderkan Pada 2015 Capai 70%, Apa Impaknya?)
Misalnya pada PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang mendapatkan nilai kontrak lebih tinggi dari proyek kereta ringan (LRT). Sementara itu, berita terbaru menyebutkan target kontrak baru PT Wijaya Karya (WIKA) melonjak menjadi Rp52,2 triliun atau bertumbuh 106,6 persen dibanding tahun lalu seiring dengan kereta cepat Jakarta Bandung. Belanja modal WIKA juga melonjak menjadi Rp 10,5 triliun atau naik 950 persen.
Hal ini memicu cerahnya kinerja saham-saham emiten BUMN di Bursa Efek Indonesia. Beberapa sekuritas juga memproyeksikan emiten yang terkait dengan proyek pemerintah akan positif pada 2016.
Lima BUMN yang banyak mendapat eksposur proyek pemerintah membukukan return positif sejak memasuki 2016. Bahkan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) melesat 14,55 persen dalam seminggu padahal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri telah turun 2,8 persen akibat sentimen negatif China. Sementara itu saham ADHI dan WIKA yang nilai kontraknya diperkirakan melonjak, telah naik masing-masing 8,64 persen dan 7,39 persen sejak awal tahun.
Grafik: Perbandingan Return Emiten BUMN Year-to-Date
Sumber: Bareksa.com
Grafik: Matriks Saham Emiten BUMN
Sumber: Bareksa.com
Dari kelima saham emiten BUMN tersebut, Bareksa menggunakan matriks saham untuk menunjukan perbandingan antara pertumbuhan laba dengan valuasi saham yang diwakilkan oleh rasio PE (price earning ratio/PER). Dari grafik, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) memiliki pertumbuhan laba tertinggi dengan valuasi yang relatif murah.