Bareksa.com – Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2016 mendorong percepatan penyerapan anggaran negara. Pada 2015, akibat dari perubahan nomenklatur, beberapa tender proyek sempat mundur yang berujung pada molornya penyerapan anggaran.
“Tahun ini tahunnya percepatan kerja. Presiden Jokowi menginginkan tahun ini bukan hanya sekadar kerja, tapi penekanan untuk mempercepat pekerjaan,” ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana Negara, Senin 4 Januari 2016.
Pramono mengungkapkan biasanya tender proyek dilakukan April - Juni. Namun, untuk proyek 2016, tender telah mulai dilakukan pada akhir 2015 sehingga penyerapan anggaran bisa lebih cepat. Penyerapan anggaran yang lebih cepat diharapkan dapat menyokong pertumbuhan ekonomi.
Deustche Bank dalam laporan risetnya menyebutkan pemerintah diperkirakan telah menyelesaikan 70 persen tender proyek untuk periode 2016 pada Desember 2015.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memperkirakan penyerapan anggaran pada Januari 2016 dapat mencapai 5 - 6% atau sebesar Rp 38,8 triliun seiring tender proyek yang lebih awal. Jumlah ini melampaui realisasi Januari 2015 yang hanya mencapai 0,2 persen. Pada tahun-tahun sebelumnya, persentase realisasi 5 - 6% tersebut baru akan tercapai pada Mei atau Juni.
Grafik : Penyerapan Anggaran PUPR 2015
Sumber: Mandiri Sekuritas
Pada Desember 2015, PUPR membukukan penyerapan anggaran yang dapat dibilang mengesankan sebesar 27,6 persen sehingga realisasi pada 2015 dapat mencapai 94,4 persen atau melampaui target. Padahal tender proyek sempat molor akibat perubahan nomenklatur. Bayangkan apabila tender proyek lebih cepat.
Mandiri Sekuritas berpendapat penyerapan anggaran PUPR yang lebih cepat dapat menjadi indikator positifnya kinerja emiten BUMN konstruksi yang memiliki eksposur tinggi terhadap proyek pemerintah, seperti PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Grafik: Target Kontrak BUMN Konstruksi 2015 dan 2016
Sumber: Perseroan
Empat BUMN tercatat membidik kontrak sebesar Rp130,1 triliun pada 2016 atau meningkat 25 persen. (Baca juga: Target Kontrak BUMN Karya Naik 25%).