Maskapai Indonesia Dominasi Daftar Paling Tak Aman Sedunia, Apa Kriterianya?

Bareksa • 06 Jan 2016

an image
Pekerja melintas di samping pesawat Air Bus A320 milik maskapai penerbangan Batik Air di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten (21/1/2015) (Antarafoto/Muhammad Iqbal)

Menurut survei AirlineRatings.com terhadap 407 maskapai, 8 penerbangan Indonesia hanya dapat satu atau nol bintang

Bareksa.com - Sebuah situs pemeringkat penerbangan, AirlineRatings.com, baru saja mengumumkan daftar maskapai teraman dan paling tidak aman sedunia periode 2016. Mengklaim sudah mensurvei 407 maskapai, situs milik pebisnis Australia Geoffrey Thomas itu memasukkan delapan maskapai Indonesia ke dalam daftar yang memiliki tingkat keamanan terendah.

Sepuluh maskapai dengan tingkat keamanan terendah hanya mendapatkan satu bintang atau nol dari maksimal tujuh bintang yang menjadi penilaian. Dalam daftar maskapai yang paling tidak aman tersebut, selain delapan operator penerbangan berasal dari Indonesia, sisanya dari perusahaan Nepal dan Suriname.

Menurut informasi dari situsnya, sistem penilaian dalam survei tersebut memasukkan sejumlah faktor yang berkaitan dengan audit dari lembaga pengatur penerbangan, asosiasi, pemerintah, dan rekam jejak kecelakaan pesawat. AirlineRatings.com juga menilai sejarah operasional, rekam jejak insiden dan keunggulan operasional untuk menilai tingkat keselamatan penerbangan.

Masuk ke dalam dalam daftar tersebut salah satunya adalah Batik Air, yang sempat mengalami insiden tergelincir ketika akan mendarat di Bandar Udara Adisucipto pada November lalu. Selain Batik, maskapai Lion Air yang juga dimiliki Rusdi Kirana masuk daftar maskapai paling tidak aman bersama dengan Citilink, anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

Anehnya, tidak ada maskapai asal Malaysia di dalam daftar keamanan terburuk itu. Padahal, pada 2014 setidaknya ada tiga insiden besar menyangkut maskapai dari Negeri Jiran. Tiga insiden itu adalah hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 di Samudera Hindia, penembakan Malaysia Airlines MH17 di langit Ukraina Timur, dan kecelakaan AirAsia QZ8501 di Selat Karimata. Rating untuk AirAsia Indonesia masih belum ada (pending).

((pba))

Daftar: 10 Maskapai dengan Hanya 1 Bintang untuk Keamanan
(menurut urutan abjad)

Sumber: AirlineRatings.com

Corporate Secretary Citilink Benny Butar Butar mempertanyakan keandalan dari survei oleh AirlinesRating. Pasalnya, kriteria dalam menentukan daftar tersebut dinilai belum jelas kewajarannya.

"Kami tidak keberatan dinilai asal kriterianya jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Kedua, lihat penilaian itu apakah berdasarkan fakta? apakah fair atau tidak?" ujarnya ketika dihubungi Bareksa  Rabu, 6 Januari 2016.

Direktur Lion Air Edward Sirait juga mempertanyakan validitas dari sang pemberi rating tersebut. Menurut dia, kriteria yang diberikan oleh lembaga pemeringkat itu juga kurang jelas. Oleh sebab itu, Edward berkilah bahwa salah satu ukuran yang dapat dipakai untuk menunjukkan standar keamanan adalah pembayaran premi asuransi.

"Kalau kami dinilai berbahaya atau jelek, tentu kami akan membayar asuransi lebih mahal. Padahal kami membayar asuransi normal-normal saja. Asuransi memberi premi tidak main main. Mereka sudah melakukan berbagai pengecekan terhadap maskapai," ujarnya ketika dihubungi Bareksa.

AirlineRatings memasukkan 10 perusahaan penerbangan yang dinobatkan sebagai maskapai teraman berdasarkan sejumlah kriteria. Menurut situsnya, kriteria tersebut sudah mendapat sertifikasi Air Transport Association (IATA), tidak masuk daftar hitam Eropa, riwayat kecelakaan, dan apakah pernah mendapat larangan terbang karena alasan keamanan. Kriteria yang terbilang unik adalah bila maskapai mengoperasikan satu pesawat buatan Rusia saja, bintangnya akan dihapus satu, tanpa dijelaskan alasannya.

Berdasarkan penelusuran Bareksa, AirlineRatings mulai memberi peringkat kepada maskapai sejak 2012. Selama tiga tahun terakhir, situs tersebut sudah berturut-turut memberi peringkat terbaik untuk keamanan kepada maskapai Australia, Qantas Airlines.

Menempati daftar maskapai teraman selain Qantas menurut situs tersebut adalah Air New Zealand, American Airlines, Etihad, Emirates, Finnair, KLM, Lufthansa, Swiss, United Airlines dan Virgin Atlantic. British Airways masuk ke dalam jajaran 148 maskapai yng mendapat bintang maksimum untuk pelayanan terbaik, tetapi tidak masuk daftar paling aman.

Adapun 10 maskapai murah yang masuk daftar paling aman adalah Aer Lingus, Flybe, HK Express, Jetblue, Jetstar Australia, Thomas Cook, TUI Fly, Virgin America, Volaris dan Westjet.

Di sisi lain, AirlineRatings juga memberi penghargaan bagi maskapai terbaik 2016 kepada Air New Zealand. Penghargaan tersebut disematkan berdasarkan layanan terbaik yang diberikan oleh maskapai. Kriteria ini dinilai oleh tim editor yang dipimpin oleh Geoffrey Thomas sendiri.

Peringkat keamanan yang diberikan oleh AirlineRatings ini memang tidak bisa dibandingkan dengan yang telah dibuat oleh lembaga lain, seperti konsultan penerbangan asal Inggris Skytrax. Skytrax memberi rating berdasarkan review dari para penumpang dan enggan mempublikasikan tingkat keamanan.

"Tidak ada satu referensi global yang akurat untuk standar keamanan dan insiden yang dapat memberi informasi yang menurut kami dapat dipercaya oleh penumpang, atau dapat menyediakan akurasi bagi pelanggan dalam memilih sebuah penerbangan," tulis Skytrax dalam situsnya.

Tabel: Peringkat Penerbangan Terbaik Dunia Versi AirlineRatings Vs. Skytrax

Sumber: AirlineRatings dan Skytrax

Skytrax memberi penghargaan World Airline Awards bagi penerbangan terbaik di dunia berdasarkan pilihan penumpang yang dilakukan setiap tahun. Salah satu maskapai Indonesia, Garuda Indonesia, menempati posisi dalam 10 besar terbaik penerbangan dunia pada 2015.