Bareksa.com – Tadi malam (waktu New York) The Federal Reserve akhirnya memutuskan menaikkan bunga acuan (Fed Fund Rate) sebesar 25 basis point (bps) menjadi 0,25 - 0,50 persen, mengakhiri era suku bunga 0 persen. Langkah Bank Sentral Amerika Serikat itu sesuai dengan ekspektasi para analis dan investor.
Bagaimana dampak kenaikan bunga The Fed di Indonesia?
Sektor yang sensitif terhadap tingkat suku bunga, seperti sektor perbankan dan properti berpotensi positif. Semenjak awal Desember 2015 (month-to-date), sektor keuangan menjadi primadona. Imbal hasil (return) sektor keuangan tercatat 4,41 persen, sementara sektor aneka industri mengekor dengan return 4,2 persen. Di posisi ketiga, sektor infrastruktur yang membukukan kinerja positif 2,1 persen sejalan dengan meningkatnya penyerapan anggaran belanja pemerintah.
Grafik : Perbandingan Indeks Sektoral 30 November 2015 – 16 Desember 2015
Sumber : diolah Bareksa
Grafik : Perbandingan Empat Saham Perbankan 30 November 2015 – 16 Desember 2015
Sumber : diolah Bareksa
Dari empat emiten perbankan berkapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), semua saham bank tersebut membukukan kinerja positif dengan rata-rata return 6 persen. Saham PT Bank Central Asia (BBCA) memperoleh return tertinggi 8,89 persen, sedangkan return PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mencapai 5,34 persen.