Grup Bakrie Akan IPO-kan Jungleland Setelah Sempat Dilego ke Sentul City

Bareksa • 15 Dec 2015

an image
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kedua kiri) bersama anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid (kedua kanan) (ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna)

Jungleland dijual untuk turut membayar gunungan utang Bekrieland.

Bareksa.com - Grup Bakrie kembali bermanuver di lantai bursa. Mereka berencana menggelar penawaran saham perdana (IPO) salah satu unit usahanya, yakni PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (GAP). Perusahaan ini merupakan pengelola taman bermain di Bogor, Jungleland, di mana 99,97 persen sahamnya dikuasai PT Bakrieland Development Tbk (ELTY).

Dikabarkan, GAP bakal melepas 10 persen saham ke publik dari total 2,2 miliar saham yang dimiliki perusahaan. Langkah ini mengincar dana sebesar Rp300 miliar. Sebesar 50 persen dana IPO dinyatakan akan digunakan untuk membayar utang, dan separuh sisanya untuk pengembangan bisnis.

Rencana IPO ini cukup menarik perhatian investor, lantaran GAP sempat menjual salah satu aset terbesarnya, lantaran sang induk usaha, yakni PT Bakrieland Development Tbk, dirundung utang yang begitu besar. Pada 2012, GAP tercatat memiliki aset senilai Rp8,64 triliun. Tapi, setahun setelahnya aset GAP hanya tersisa Rp2,3 triliun atau tinggal seperempat dari nilai aset pada 2012. Kenapa?

Grafik: Nilai Aset GAP


Sumber: Laporan Keuangan ELTY

Pada periode 2011 sampai kuartal I 2012, GAP tercatat memiliki 50 persen saham PT Bukit Jonggol Asri (BJA). Adapun 50 persen yang lain dimiliki oleh PT Sentul City Tbk (BKSL). BJA inilah yang memegang penuh saham PT Jungleland Asia. 

PT Jungleland dibeli oleh BJA pada 2 Mei 2011 dengan nilai hanya Rp599 juta. Kemudian, BJA kembali menyuntik dana sebesar Rp300 miliar pada 22 September 2011 dan memastikan posisinya sebagai penguasa 100 persen saham PT Jungleland.

Tetapi, pada tahun 2012, BKSL kembali menyuntik dana Rp200 miliar ke BJA untuk pengembangan PT Jungleland. Akhirnya, 40 persen saham PT Jungleland dimiliki langsung oleh BKSL, sedangkan kepemilikan BJA turun menjadi hanya 60 persen.

Gambar: Perubahan Struktur Kepemilikan Saham Junggleland 2011-2012

Sumber: Laporan keuangan ELTY & BKSL, diolah Bareksa

Pada tahun 2013, GAP menjual 15 persen saham BJA ke BKSL. Saat itu Bakrieland perlu tambahan kas untuk melunasi utang jatuh tempo yang mencapai Rp1,5 triliun. Hal ini menyebabkan seluruh aset milik BJA tidak lagi terkonsolidasi di laporan keuangan GAP, termasuk di dalamnya aset PT Jungleland yang merupakan salah satu aset terbesar BJA saat itu.

Gambar: Perubahan Struktur Kepemilikan Saham Junggleland 2013-2014

Sumber: Laporan keuangan ELTY & BKSL, diolah Bareksa

Pada Oktober 2014, GAP akhirnya kembali menguasai PT Jungleland setelah membeli 100 persen saham dari dua perusahaan, yakni BKSL dan BJA dengan harga Rp500 miliar. Hal ini membuat aset PT Jungleland kembali dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan GAP. Total aset GAP pun meningkat menjadi Rp4,1 triliun pada 2014. (np)