Bareksa.com - Perusahaan produk konsumer PT Kino Indonesia Tbk (KINO) mengincar perusahaan yang bergerak di bidang perawatan tubuh dan jamu tradisional untuk menjadi target akuisisi. Perusahaan pemegang merek Larutan Cap Kaki Tiga dan Permen Kino ini baru saja mendapat dana segar Rp868 miliar dari penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).
Presiden Direktur PT Kino Indonesia Tbk Harry Sanusi menjelaskan perseroan akan melakukan pertumbuhan baik secara organik, yaitu pengembangan kapasitas maupun anorganik dengan cara akuisisi dan usaha patungan (joint venture). Dana untuk pengembangan usaha tersebut didapat dari IPO ini.
"Akuisisi dan joint venture nilainya masih bergantung pembicaraan kami dengan beberapa target. Kami harapkan tahun depan selesai satu akuisisi dan satu usaha patungan. Akuisisi untuk personal care dan jamu tradisional," ujarnya ditemui setelah acara pencatatan saham perdana di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Jumat 11 Desember 2015.
Perseroan juga akan melakukan patungan dengan investor Jepang untuk segmen makanan. Namun, perseroan belum bisa memerinci jumlah kepemilikan saham di perusahaan patungan tersebut karena terkait dengan non-disclosure agreement.
Pada Mei 2013, Kino bersama dengan Morinaga & Company Limited asal Jepang sudah meneken perjanjian kerja sama. Kedua perusahaan sudah bersepakat untuk mendirikan PT Morinaga Kino Indonesia yang bergerak di bidang kembang gula, snack, minuman serbuk dan sudah beroperasi sejak 2013.
Seperti dalam rencana IPO, perseroan akan menggunakan 27 persen atau sekitar Rp234 miliar dari dana IPO tersebut akan digunakan akuisisi. Sebanyak 50 persen atau Rp434 miliar akan digunakan untuk belanja modal dan sisanya Rp199,6 miliar untuk modal kerja.
Harry, yang juga merupakan pendiri perseroan, mengatakan akan menaikkan kapasitas produksi dan menambah infrastruktur serta distribusi. Untuk menopang distribusi produk perseroan yang beragam, KINO juga akan menambah gudang dan mobil-mobil pengiriman.
Saat ini, Kino memiliki enam pabrik dengan lokasi satu di Cikande, satu di Cidahu, satu di Sukabumi, dua di Semarang dan satu di Pandaan. Harry mengatakan kapasitas terpasang KINO untuk produk perawatan tubuh sekitar 85 persen, produk minuman 75 persen dan farmasi hanya 10 persen.
Berkaitan dengan target kinerja keuangan tahun depan, perseroan berharap kondisinya akan jauh lebih baik daripada tahun ini. Pendapatan diperkirakan bertumbuh 17 persen dan laba diproyeksikan naik 9 persen.
Saat ini, Harry mengatakan segmen personal care memberi kontribusi terbesar sekitar 50 persen terhadap pendapatan perseroan. Segmen ini--salah satu produknya pembersih wajah merek Ovale--memberi gross marjin 65 persen bagi perseroan.