Membandingkan MIKA dan SILO, Mana yang Lebih Propsektif?

Bareksa • 08 Dec 2015

an image
Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading - (Company)

MIKA menjadi pilihan beberapa sekuritas dibandingkan SILO

Bareksa.com – Sejak stock split, harga saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) cenderung terus turun. Stock split MIKA pada 16 Oktober 2015 dengan rasio 1 :10 dan harga saham menjadi Rp 2.800. Sampai dengan penutupan kemarin (Senin, 7 Desember 2015), harga saham MIKA telah turun 18,8 persen dipicu kekhawatiran akan turunnya jumlah pasien akibat implementasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Apalagi minggu lalu, Bahana securities mengeluarkan laporan riset MIKA dengan rekomendasi 'Sell'.

Bagaimana kinerja MIKA bila dibandingkan dengan kompetitornya PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO)? Berikut ulasannya.

Dibandingkan dengan SILO yang ekspansif, rumah sakit MIKA cenderung lebih ‘mature’. Rencana ekspansi MIKA juga tergolong lebih rendah. MIKA berencana menambah enam rumah sakit baru dalam tiga tahun ke depan yang akan dipusatkan di Jabodetabek dan Surabaya. Adapun SILO berencana menambah 30 rumah sakit.

Dari segi operasional, kinerja rumah sakit dapat dilihat dari tingkat okupansi tempat tidur dan rata-rata lamanya pasien dirawat atau disebut average length of stay (ALoS). Secara keseluruhan, kinerja operasional kedua emiten rumah sakit tersebut memang mengalami sedikit penurunan pada kuartal III-2015. Ditilik dari tingkat okupansi, MIKA tercatat lebih tinggi dibanding SILO. Lokasi MIKA yang terletak di kawasan lebih padat penduduk memungkinkan tingkat okupansi yang lebih tinggi.

Sementara itu dilihat dari nilai ALoS, SILO memiliki jumlah hari lebih banyak yang memungkinkan pendapatan dari rawat inap lebih tinggi.  Departemen Kesehatan menyebutkan ALoS ideal berkisar 6-9 hari. Kedua emiten rumah sakit terbilang cukup efisien karena berada di bawah kisaran tersebut.

 Grafik : Tingkat Okupansi Tempat Tidur MIKA dan SILO

Sumber : Mandiri Sekuritas, Citi, diolah Bareksa

Grafik : ALoS MIKA dan SILO

Sumber : Mandiri Sekuritas, Citi, diolah Bareksa

Ditinjau dari kinerja keuangan kuartal III-2015, kedua emiten rumah sakit tercatat masih bertumbuh. SILO yang termasuk kategori 'growth company' membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih lebih tinggi dibanding MIKA. Pendapatan MIKA meningkat 9,2 persen menjadi Rp 1,6 triliun, sedangkan pendapatan SILO meningkat 24,7 persen menjadi Rp 3 triliun. Laba bersih MIKA melonjak 13 persen menjadi Rp465 miliar dipicu tarif yang lebih tinggi.Laba bersih SILO naik 31,5 persen menjadi Rp 68 miliar.

Grafik : Pendapatan MIKA dan SILO (Rp miliar)

Sumber : Perseroan, diolah Bareksa

Grafik : Laba Bersih MIKA dan SILO (Rp miliar)

Sumber : Perseroan, diolah Bareksa

Beberapa sekuritas menganggap sektor 'healthcare' masih prospektif. MIKA juga menjadi ‘top picks’ beberapa broker untuk 2016. Citi Group misalnya memilih MIKA karena memiliki arus kas bebas (free cash flow) yang kuat. Selain itu MIKA juga memiliki Return On Equity (ROE) dan Return On Invested Capital (ROIC) yang tinggi.

Selain Citi, Mandiri Sekuritas juga memilih MIKA seperti yang tertera di laporan riset pada 19 November 2015. Alasannya MIKA memiliki pangsa pasar dominan, keuangan yang sehat dan arus kas kuat.