Bareksa.com - Meningkatnya aktivitas pembangunan infrastruktur, membuat produsen semen kembali kewalahan memenuhi lonjakan permintaan, termasuk PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).
Agung Wiharto, Corporate Secretary SMGR kepada Bareksa.com membenarkan bahwa pada November 2015, permintaan semen melebihi kapasitas SMGR. "Iya kami saat ini sudah over capacity. Pada Oktober kami masih punya stok yang cukup. Tapi pada November inventori kami juga sudah habis-habisan."
Oleh karena itu menurut Agung, angka volume penjualan tidak akan setinggi pada Oktober 2015 walaupun lonjakan permintaan konsumennya kurang lebih sama. Pada Oktober, SMGR masih bisa memenuhi permintaan melalui persediaan dari bulan sebelumnya, tetapi pada November ini penjualan murni hasil produksi.
Dalam data SMGR yang diolah Bareksa.com, memang pada Oktober lalu volume penjualan semen SMGR menyentuh angka tertinggi sepanjang 2015. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, volume penjualan melonjak 11 persen. Setelah sempat terperosok di semester pertama 2015 akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi, volume penjualan SMGR mulai membaik sejak Agustus 2015.
"Naiknya permintaan dari pemerintah untuk proyek infrastruktur terjadi sejak Agustus," Agung menambahkan.
Grafik Volume Penjualan SMGR & Pertumbuhan Tahunan Penjualan SMGR
Sumber: Bareksa.com
Demi memenuhi lompatan permintaan yang ada pada November 2015, pabrik SMGR di Tuban sampai harus memproduksi semen rata-rata 42 - 43 ribu ton per hari. Padahal kapasitas penuh dari pabrik tersebut hanya 40 ribu ton per hari. Jalan lain, SMGR menambah impor klinker guna memenuhi permintaan karena sudah tidak memiliki persediaan semen yang tinggi.
Agung menambahkan tingginya permintaan tidak hanya terjadi di SMGR tetapi juga di produsen semen lain, karena tingginya pertumbuhan permintaan tidak hanya terjadi di Jawa tetapi juga di luar Jawa.
Agung juga tidak menampik bahwa SMGR kembali menaikkan harga semen berkisar satu persen walaupun risiko persaingan sedang tinggi. Ini menggambarkan besarnya permintaan semen dalam dua bulan terakhir ini.
***
Membaiknya permintaan semen SMGR ikut terefleksi di pergerakan harga sahamnya. Dari titik terendah pada 24 Agustus 2015, hingga kemarin (Rabu, 2/12) harga saham telah melonjak 55,2 persen menjadi Rp11.175 per saham.
Sumber: Bareksa.com
Tetapi harga saham SMGR masih murah (undervalued) berdasarkan valuasi PE Band. Saat ini saham SMGR masih diperdagangkan di bawah rata-rata PER-nya selama satu tahun terakhir menurut data Bareksa.
Sumber: Bareksa.com