PT Buyung Poetra Sembada (BPS) yang dikenal sebagai produsen beras ‘Topi Koki’ berencana melantai di bursa pada Desember mendatang. BPS yang berdiri sejak 2003 ini memiliki fasilitas produksi dan distribusi yang berlokasi di Pasar Induk Cipinang, Pamanukan dan juga Sidoarjo. Total kapasitas produksi BPS mencapai 302.400 ton per tahun dengan kapasitas penyimpanan hingga 25.000 ton.
Posisi BPS di pasar pun tercatat sebagai market leader. Pangsa pasar BPS menurut AC Nielsen meningkat menjadi 35 persen pada semester pertama 2015 dari 27 persen pada akhir 2014.
BPS menjual berasnya dengan merek sendiri dan juga bekerja sama dengan peritel modern seperti Indomaret, Hypermart, Giant dan lainnya untuk membuat beras private label. Kontribusi penjualan dari merek di bawah BPS sebesar 59,5 persen dengan Topi Koki sebagai merek utama. Untuk private label berkontribusi 39,99 persen. Semenjak masuk modern trade, bisnis beras BPS membukukan kenaikan signifikan. Hal ini juga dikarenakan marjin dari modern trade yang lebih tinggi.
Penjualan BPS pada semester pertama bertumbuh 9,76 persen menjadi Rp 339,04 miliar, sedangkan laba setelah pajak melonjak 314,5 persen menjadi Rp 46 miliar. Rasio profitabilitas BPS yang dicerminkan oleh rasio marjin kotor pada semester kedua 2015 tercatat sebesar 19,25 persen, sedangkan marjin operasi sebesar 7,07 persen. Bisnis beras memang memiliki karakteristik marjin yang rendah dan perseroan biasanya mengandalkan dari volume penjualan.
Total aset BPS pada Juni 2015 tercatat Rp 334 miliar atau bertambah 3 kali lipat dari 2012. Liabilitas tercatat Rp 167,18 miliar dan ekuitas Rp 167,15 miliar.
Dengan Bahana Securities sebagai penjamin emisinya, BPS menawarkan maksimum 710 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham di harga Rp 420 – 500 yang mencerminkan rasio PE 13x – 15x. Dana dari penawaran umum perdana ini rencananya akan digunakan untuk modal kerja dan juga ekspansi bisnis ke area baru.
Masa penawaran awal dijadwalkan pada 18-26 November 2015 dan tanggal efektifnya diperkirakan pada 8 Desember. Masa penawaran umum akan dilakukan 10-11 Desember sedangkan pencatatan saham BPS di Bursa Efek Indonesia pada 16 Desember 2015
Saat ini kepemilikan saham BPS terdiri dari 95,24 persen PT Buyung Investama Gemilang, sedangkan sisanya milik keluarga Buyung. Setelah IPO, porsi kepemilikan saham akan berubah menjadi 66,59 persen PT Buyung Investama Gemilang, keluarga buyung 3,33 persen dan masyarakat 30,08 persen.