Kawasan Ekonomi Khusus Masuk Paket Kebijakan VI, KIJA Akan Diuntungkan?

Bareksa • 04 Nov 2015

an image
Presiden Joko Widodo melihat maket pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung, di Desa Tanjung Jaya, Pandeglang, Banten, Senin (23/2). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Laba KIJA turun 82%, Harga saham melonjak lebih dari 7 persen

Bareksa.com - Pemerintah sedang mengkaji pemberian insentif untuk investor yang mengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Rencananya, stimulus untuk mempercepat pembangunan kawasan ekonomi khusus tersebut akan dikeluarkan dalam  paket kebijakan ekonomi tahap VI. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) yang mengelola dua wilayah KEK terkena imbas positif dari rencana kebijakan tersebut. Harga saham KIJA langsung naik 7,5 persen pada perdagangan kemarin ( Selasa, 3 November 2015).

Kepala Bapennas Sofyan Djalil seperti dikutip dari harian Kompas 4 November 2015 menyebut sedang mengkaji sejumlah insentif bagi pengelolaan KEK. Beberapa insentif di antaranya perpajakan, kemudahan imigrasi, kemudahan perizinan, hingga insentif impor. "Untuk detailnya seperti apa masih dibahas, misalnya pengurangan pajak penghasilan dari 20 - 100 persen dengan batas waktu, misalnya antara 5 dan 20 tahun," katanya.

KIJA mengelola dua kawasan ekonomi khusus, yakni KEK Tanjung Lesung di Provinsi Banten dan memiliki luas area sebesar 1.500 hektare, serta KEK Morotai di Kepulauan Halmahera dengan total luas 1.101 hektare.

Sejauh ini, wilayah yang sudah menunjukan perkembangan adalah KEK Tanjung Lesung. Kawasan ini dikelola oleh anak usaha KIJA, yakni PT Banten West Java Tourism Development. Sampai saat ini KIJA sudah mengoperasikan dua tempat peristirahatan dan hotel yang menawarkan gabungan 150 bungalow dengan 300 kamar. Beroperasinya KEK Tanjung Lesung memberi kontribusi untuk naiknya pendapatan KIJA dari segmen pariwisata menjadi Rp24 miliar dari sebelumnya hanya Rp1,2 miliar.

Grafik: Pendapatan KIJA Dari Bidang Pariwisata


sumber: Laporan Keuangan september
 
Terlepas dari rencana pemberian insentif bagi kawasan ekonomi khusus, kinerja keuangan KIJA di kuartal III sedang mengalami tekanan karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba bersih Januari-September 2015 susut 82 persen jadi Rp70 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp385 miliar.

Hal tersebut terutama disebabkan oleh naiknya rugi selisih kurs atas aktifitas pendanaan menjadi Rp593 miliar dari sebelumnya hanya Rp10 miliar. Sehingga total beban keuangan yang ditanggung perusahaan mencapai Rp884 miliar naik 3 kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp237 miliar.

Grafik: Kinerja Keuangan KIJA


sumber: Laporan Keuangan september

Walaupun faktor kurs menekan laba perusahaan, tapi pendapatan pengelola kawasan industri di Cikarang ini masih mencatatkan peningkatan 11 persen menjadi Rp2,28 triliun dari sebelumnya Rp2,05 triliun.

Faktor rencana pemberian insentif bagi kawasan ekonomi khusus sampai hari ini masih mendorong harga saham KIJA. Seolah tidak perduli dengan penurunan laba, Harga saham KIJA hari ini sampai dengan jam 10.00 WIB mengalami lonjakan sebesar 4,65 persen menjadi Rp225 per saham, setelah pada perdagangan kemarin menguat 7,5 persen ke Rp215 per saham.